Wednesday, March 28, 2012

CINTA BERTASBIH...

Tanggal 19 Maret 2012, sekitar jam 16.30, seorang teman saya mengantarkan ole-ole dari salah seorang sahabatku yang baru pulang umroh dari tanah suci. Ole-ole itu berupa sebuah tasbih, gelang, minyak wangi khas Arab dan buah kurma. Kuucapkan syukur dan terima kasih padaNya atas ole-ole berharga dari sahabatku ini yang mengingatkan aku akan makna sebuah doa melalui sebuah tasbih (sarana doa saudara dan saudariku umat Islam), minyak wangi yang melambangkan keharuman persahabatan dalam setiap suka maupun duka, dan buah kurma simbol kebersamaan berbagi bersama dari apa yang kita nikmati.

Lingkaran tasbih, juga gelang menjadi simbol lingkaran kasih yang mempersatukan meski ada derita yang dialami, namun tasbih juga gelang menjadi sebuah ikatan komitmen untuk berjuang bersama dalam kekuatan doa sebagai lambang persatuan dengan Yang Maha Esa yang pada gilirannya menebarkan aroma wangi untuk berbagi dan menikmati hasil sebuah perjuangan bersama. Merenungkan ole-ole sahabatku ini yang bagiku tidak sekedar ole-ole, tetapi lebih dari itu adalah simbol Kasih yang mempersatukan mengantarkan pada sebuah permenungan akan Kasih Kristus yang sangat heroik di mana pengorbanan Yesus di atas kayu salib menjadi jalan lingkaran kasih yang mempersatukan umat manusia dengan Yang Maha Esa, umat manusia dengan umat manusia lainnya dan dengan ciptaan yang lain. Artinya penderitaan Yesus dalam sebuah doa kepasrahan justru menjadi jalan yang mempersatukan untuk ikut merasakan dan mengalami penderitaanNya yang menebarkan aroma wangi keselamatan untuk dinikmati bersama.

Lingkaran tasbih dari sahabatku ini mengingatkan bahwa derita yang dialami sesama saat ini seharusnya mengundang kita untuk ikut menderita membangun sebuah lingkaran Perjuangan atas dasar kasih untuk bersatu dalam satu komitmen bersama agar aroma wangi keselamatan itu dapat dinikmati bersama meski hanya sebagian kecil seperti buah kurma. Lingkaran tasbih dari sahabatku ini mengingatkan aku akan pentingnya sebuah doa sebagai bentuk penyatuan komitmen Allah dengan manusia untuk tetap setia dalam segala situasi seperti Abraham yang menunjukkan kesetiaan imannya pada Allah karena Allah sendiri lebih dahulu menunjukan janji kesetiaan kepada umatNya (Kej 17:3-9) dan sebagaimana Yesus yang menujukan kesetiaanNya dengan menerima salib penderitaan demi kemuliaan BapaNya dan keselamatan manusia (Yoh 8:51-59).

Lingkaran tasbih dari sahabatku adalah simbol persatuan atas dasar doa yang mempersatukan. Lingkaran tasbih adalah makna kesatuan Kasih untuk berjuang dan berbagi tanpa ada sedikitpun jurang perbedaan yang memutuskan lingkaran nafas perjuangan meski derita yang dialami karena yang diberikan adalah CINTA yang menyatukan komitmen untuk berjuang bersama. Lingkaran tasbih adalah simbol persatuan yang darinya menyatukan kami dalam satu nyanyian; “CINTA BERTASBIH” untuk berbagi dari sebuah perbedaan yang menyatukan kami seperti CINTA KRISTUS sendiri yang melalui penderitaan dan kebangkitanNya menyatukan semua umat manusia dari segala perbedaan sebagaimana yang dikehendaki BapaNya. Semoga di masa Pra Paskah menjelang Tri hari Suci, kitapun menyanyikan CINTA KRISTUS dipadu CINTA Bertasbih untuk membangun persatuan dan kesatuan dalam semangat berbagi tanpa melihat perbedaan agar aroma wangi keselamatan Allah dialami oleh semua orang dan boleh menikmati buah kurma kasih kita, sebab tidak ada yang paling indah di masa Tri Hari Suci, selain tindakan nyata dari CINTA KRISTUS dari kita bagi sesama dalam nyanyian peneguhan CINTA BERTASBIH untuk berbagi suka maupun duka.

No comments:

Post a Comment