Thursday, March 15, 2012

Orang kudus (santo-santa) hari ini, 16 Maret;

Tidak pernah menyerah mempertahankan iman mereka. Keyakinan bahwa Yesus selalu menguatkan mereka adalah kekuatan jiwa untuk selalu menjadi saksi atas iman mereka. Semoga kita pun tak gentar di zaman ini untuk menjadi saksi Kristus di mana pun kita berada dan kemana pun kita pergi.

B. Torello

Torello dilahirkan pada tahun 1202 di Poppi, Italia. Hidupnya semasa kanak-kanak di desa biasa-biasa saja. Tetapi, setelah ayahnya meninggal dunia, Torello mulai mengubah seluruh cara hidupnya. Ia bergaul dengan teman-teman yang suka mabuk. Mereka bukannya bekerja, malahan berkeliaran di kota sepanjang hari. Torello menyukai teman-teman barunya ini dan berusaha keras mendapatkan pengakuan mereka.

Suatu hari, ketika ia sedang bermain olahraga di tempat terbuka, seekor ayam jago terbang turun dari tempatnya bertengger dan mendarat di lengan Torello. Si jago lalu berkokok tiga kali; kokok yang panjang dan lantang. Torello terdiam kelu. Ia pergi dan tak hendak melanjutkan permainannya. Ia tidak dapat tidak berpikir bahwa apa yang dilakukan si ayam jago bukanlah suatu kebetulan belaka. Ia diperingatkan, dengan cara yang sama seperti St Petrus dulu diperingatkan. Cara hidup Torello yang tak bertanggung jawab akan menghantarnya jauh dari Yesus.

Sektika itu juga Torello berniat mengubah hidupnya. Ia pergi menemui Abbas San Fedele yang membantunya menyambut Sakramen Tobat dengan baik. Lalu Torello pergi ke suatu daerah hutan yang tenang dan memilih sebuah tempat dekat sebuah pohon besar. Ia melewatkan delapan hari lamanya dalam doa. Di akhir doa, ia memutuskan hendak menjadi seorang pertapa. Ia pulang ke Poppi dan menjual segala harta miliknya. Ia menyisakan bagi dirinya hanya cukup uang untuk membeli sepetak tanah dekat pohon besar yang ditemukannya di hutan. Di sebelah pohon besar ia mendirikan sebuah gubuk di mana ia menghabiskan sepanjang sisa masa hidupnya. Ia menanam sayur-mayur untuk makanannya dan mengambil air dari sungai. Ia berdoa dan mengamalkan mati raga, yang paling berat adalah tidur hanya tiga jam saja dalam semalam.

Torello merasa bahwa menjadi seorang pertapa adalah panggilan hidup yang Tuhan kehendaki baginya. Demikianlah ia melewatkan hidupnya dalam damai. Semasa ia masih hidup, sedikit saja orang yang tahu mengenai hidupnya sebagai seorang pertapa. Hanya seorang sahabat tahu akan kehidupan Torello yang tersembunyi di hutan. Torello wafat dalam usia delapanpuluh tahun sesudah melewatkan lebih dari limapuluh tahun hidup sebagai pertapa. Beato Torello wafat pada tahun 1282.

Dari YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”

No comments:

Post a Comment