Saturday, May 26, 2012

"PENTAKOSTA"

‎ Secara harfiah, kata yang berasal dari bahasa Yunani itu berarti "hari ke-50". Bagi orang Yahudi, hari itu penting dan merupakah sebuah keharusan, sebagaimana diperintahkan oleh Tuhan kepada mereka. Tibanya hari Pentakosta berarti berakhirnya tradisi perayaan selama tujuh minggu, di mana umat Israel merayakan paskah. "Hari raya Tujuh Minggu, yakni hari raya buah bungaran dari penuaian gandum, haruslah kau rayakan, juga hari raya pengumpulan hasil pada pergantian tahun (Kel.34:22). Perlu kita perhatikan bahwa dari sekian banyak perayaan yang dilakukan oleh orang Yahudi, maka hari raya Pentakosta merupakan perayaan terbesar, di mana pada saat itu merupakah hari yang penuh sukacita dan di mana mereka bersyukur kepada Allah atas segala kasih dan pemeliharaanNya, termasuk akan hasil panen tuaian gandum dan jelai. Karena itu, mereka akan datang kepada Allah dengan membawa korban syukur yang merupakan persembahan mereka kepada Allah, sekaligus menyatakan pengakuan mereka bahwa segala yang baik yang mereka terima, berasal dari Allah (baca. Ul.16:11 dan Im.23:17-20). Jika hari Pentakosta penting bagi orang-orang Yahudi, demikian juga bagi orang Kristen. Dalam Perjanjian Baru kita membaca narasi dari Kisah Para Rasul bahwa hari Pentakosta merupakan hari turunnya Roh Kudus, di mana sejak hari Raya Pentakosta tsb Alkitab menunjukkan bahwa Roh Kudus bekerja secara penuh di dalam GerejaNya. Ini tidak berarti bahwa Roh Kudus belum bekerja sebelum hari raya Pentakosta tsb, karena kita dengan jelas membaca dalam Injil Sinoptik dan Yohanes bahwa Roh Kudus sudah bekerja sebelum itu, baik pada waktu pembaptisan Yesus, pencobaan di padang gurun, dll (Mat.3:16; Mark.1:10; Luk.3:21-22; Yoh.1:32-33; Mat.4:1; Luk.4:1). Di dalam Perjanjian Lama, kita juga membaca bagaimana Roh memimpin para nabi pada saat tertentu dan ketika mengerjakan tugas tertentu. Namun demikian, Alkitab menjelaskan bahwa kehadiran dan peran Roh Kudus tidak pernah dialami oleh umat Allah secara penuh sebagaimana terjadi pada hari Pentakosta, yaitu hari SETELAH Yesus menyelesaikan karya penyelamatan melalui kematian dan kebangkitannya. Dalam pemahaman inilah kita memahami pernyataan Injil Yohanes berikut: "... sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum DIMULIAKAN" (7:39b). Kata "dimuliakan" sangat menonjol di dalam Injil Yohenes, di mana istilah itu mengacu kepada kematian Yesus (band. Yoh.12:23-24). Dengan perkataan lain, Yohanes menegaskan relasi yang erat yang tidak terpisahkan antara karya Yesus yang telah diselesaikan melalui kematianNya dengan turunnya Roh Kudus di hari Pentakosta. Sejauh manakah kita memahami pentingnya Roh Kudus dalam GerejaNya? Alkitab, khususnya Kisah Para Rasul menunjukkan bahwa turunnya Roh Kudus di hari Raya Pentakosta sangat penting. Itulah sebabnya, sebagian ahli menafsirkan bahwa sesungguhnya Gereja yang sejati baru berdiri di hari Pentakosta tsb (Kis.2). Menurut pandangan ini, Gereja yang sejati baru berdiri SETELAH SELURUH KARYA YESUS SELESAI. Ini berarti bahwa Gereja yang sejati baru ada ketika ada umat yang percaya dan mengalami karya penebusan Kristus secara sempurna. Masa sebelum itu dianggap sebagai masa persiapan Gereja. Pentingnya hari Pentakosta tersebut dapat dilihat dari penegasan Yesus pada Kis.1: 4-5. Pada ayat tersebut Tuhan Yesus, di satu pihak melarang rasul-rasul pergi meninggalkan Yerusalem. Di pihak lain, rasul-rasul diperintahkan untuk "menantikan janji Bapa" (4). Mengapa? Bukankah dari segi pengetahuan dan pengalaman, rasul-rasul telah mengenal siapa Yesus sesungguhnya dan telah hidup bersamaNya selama kira-kira tiga tahun? Ditinjau dari segi waktu, apakah tidak sebaiknya mereka segera pergi ke seluruh dunia untuk mengabarkan kabar baik itu sebagaimana tertulis dalam Mat.28? Benar, rasul-rasul telah mengenal dan hidup bersama Yesus. Mereka tidak sekedar memiliki pengetahuan teoritis tentang Yesus (bandingkan hal ini dengan kenyataan adanya theolog-theolog yang kadang kala mengetahui doktrin yang jelimet tapi kurang atau tidak mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus). Mereka perlu segera pergi mengabarkan kabar baik itu. Namun demikian, Yesus melarang mereka karena semua pengetahuan dan pengalaman itu harus disertai dengan hadirnya Roh Kudus dalam diri mereka. Hal itu ditegaskan Tuhan Yesus pada Kis.1:8: "Kamu akan menerima KUASA KALAU ROH KUDUS TURUN KE ATAS KAMU. Dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem... sampai ke ujung bumi". Itulah sebabnya mereka diperintahkan untuk menantikan janji Bapa akan turunnya Roh Kudus di hari Pentakosta (Kis.2). Pernyataan Tuhan Yesus tersebut sangat penting buat kita semua yang mengaku sebagai orang Kristen. Pertama, kita perlu menghayati kebenaran ini: Kekristenan tidak dapat dipisahkan dari pengalaman hidup bersama Roh Kudus. Alkitab bahkan menegaskan bahwa sesungguhnya, hidup baru di dalam Kristus adalah hidup di DALAM dan DIPIMPIN Roh. Hal ini secara jelas dan tegas diuraikan oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma (pasal 8). Rasul Paulus menegaskan bahwa tanpa Roh Kristus, seseorang bukan milik Kristus (8:9b), dan anak-anak Allah harus dipimpin oleh Roh Allah (8:14). Jika kita memahami doktrin manusia sebagaimana ditegaskan oleh rasul Paulus, maka kita akan melihat kemustahilan manusia untuk hidup benar dari dirinya sendiri. Setelah kejatuhan manusia dalam dosa (Kej.3) Rasul Paulus menggambarkan manusia dalam kondisi yang sangat mengerikan dan tidak ada harapan. Manusia bukan saja berdosa, tetapi diperbudak oleh dosa. Karena itu, mau tidak mau manusia harus berdosa. Non posse non peccare. Not able not to sin. Dalam keadaan seperti ini, Alkitab menjelaskan bahwa manusia yang berbuat dosa, sebenarnya bukan karena dia tidak tahu bahwa hal itu adalah dosa. Juga bukan karena tidak memiliki kerinduan atau keinginan untuk hidup benar. Saya menemukan adanya orang-orang yang bergumul dengan kebiasaan-kebiasaan jeleknya, seperti keinginan terlepas dari perjudian, percabulan, perzinahan, merokok, narkoba, dll. Namun, masalah utama yang mereka hadapi adalah ketidakberdayaan melawan kuasa dosa yang ada DI DALAM diri mereka. MAU, TAPI TIDAK MAMPU. Itulah sebabnya, jika kita mengalami pergumulan seperti itu, kita bersyukur karena ada Roh yang melepaskan kita dari segala perbudakan dosa tsb. Paulus menyerukan: "Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kamu..." (Ro.8:1). Sama seperti umat Allah di Perjanjian Lama dengan penuh sukacita merayakan hari Pentakosta atas terlepasnya mereka dari perbudakan Firaun di Mesir, demikian juga umat Allah di Perjanjian Baru dengan penuh sukacita dan syukur kepada Allah merayakan hari kelepasan dari perbudakan dosa. Kiranya kita semua bersorak sorai, penuh sukacita karena hidup kita yang dimerdekakan, hidup yang terus menerus dibaharui, hidup yang bertumbuh semakin dewasa di dalam Yesus. Bukankah hidup seperti itu merupakan ciri kekristenan yang sejati dan tidak dapat dibantah? Tapi, jika kita masih dibelenggu dosa-dosa tertentu, tidak mengalami kemerdekaan dan kelepasan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, apa artinya hari raya Pentakosta tsb? Selanjutnya, kita juga membaca penegasan Yesus yang sangat penting, yaitu turunnya Roh Kudus di hari Pentakosta dikaitkan dengan KUASA UNTUK BERSAKSI. "Dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem, Yudea dan Samaria sampai ke ujung bumi" (Kis.1:8). Penegasan itu penting, terutama di tengah-tengah adanya penyalahgunaan akan apa yang disebut dengan kuasa Roh Kudus. Kelompok tertentu mengajarkan bahwa tanda seseorang dipenuhi Roh Kudus adalah ketika dia mengalami manifestasi atau tanda-tanda tertentu di dalam hidupnya. Salah satu tanda yang disebutkan adalah soal berbahasa lidah. Karena itu, bahasa lidah (Yunani, glossolalia) dijadikan bukti (satu2nya dan bersifat mutlak) bahwa seseorang itu telah menerima Roh Kudus dalam hidupnya. Secara panjang lebar, saya telah melawan pengajaran seperti ini dan membuktikannya salah (lihat buku saya ROH KUDUS DAN KARUNIA-KARUNIA ROH). Seseorang yang dipenuhi Roh Kudus dapat dilihat dari berbagai hal, antara lain, kerinduannya untuk hidup kudus, memuji dan memuliakan Tuhan, menjadi berkat bagi sesama dan bersaksi bagi Yesus, sebagaimana kita baca dalam penegasan Tuhan Yesus pada Kis.1:8 tsb di atas. Tugas menjadi saksi tsb tentu sangat penting. Terlebih lagi, menjadi saksi bagi Yesus, sang Juruselamat dunia, yang di dalam kasih dan kerendahan hatiNya menyerahkan diriNya bagi umat berdosa. Kita semua memahami apa artinya menjadi saksi yang benar di dalam sidang pengadilan. Seorang tukang pos hampir saja menjalani hukuman mati karena dituduh telah membunuh seorang wanita yang sangat kaya, yang meninggal dunia pada saat dia mengantarkan surat. Hal itu dibuktikan secara meyakinkan oleh sang suami dari korban. Tapi hukuman mati tidak jadi dilaksanakan, karena menjelang hukuman dilaksanakan, pembela menemukan satu bukti penting dari seorang lumpuh yang hidup mengandalkan kursi roda. Sekalipun orang tersebut kelihatannya tidak berarti, namun kehadirannya sangat penting di ruang pengadilan. Semua orang perlu mendengarkannya. Mengapa? Karena dia adalah saksi mata yang ketepatan menyaksikan bagaimana sang suami bertengkar dengan istrinya dan kemudian menghabisi nyawanya. Itulah sebabnya, ketika si lumpuh dengan berani mengatakan apa yang didengar dan dilihatnya, maka tuduhan palsu terhadap si tukang pos itu dapat dipatahkan dan dia bebas dari hukuman mati. Demikian halnya dengan Tuhan Yesus. rasul-rasul diberi hak istimewa untuk menjadi saksi bagi Yesus. Itu berarti mereka dituntut untuk mengatakan apa yang mereka dengar, lihat dan alami tentang Yesus. Kesaksian itu sangat penting karena Yesus telah mengetahui sebelumnya akan adanya orang-orang yang menyalahmengerti diriNya dan mengajarkannya secara salah. Tugas menjadi saksi tersebut sangat berat, penuh resiko dan menuntut harga, termasuk ancaman nyawa! Karena itu, kehadiran Roh Kudus dalam diri setiap saksi sangat mutlak, bukan saja untuk meneguhkan dan memberi keberanian kepada saksi, tapi juga supaya orang yang mendengar kesaksian tersebut dapat diyakinkan (Yoh.16:8). Dan benar, dengan kuasa dari Roh Kudus tersebut, ketaatan dan kesetiaan para rasul menghasilkan buah, di mana jumlah murid yang percaya kepada Yesus berkembang dengan sangat cepat. Dokter Lukas mencoba memberikan data statistik di mana dimulai dengan 120 orang (Kis.1:15), lalu setelah khotbah pada hari Pentakosta menjadi 3000 org (2:41), meningkat 5000 orang (4:4). Itu berarti peningkatan hampir 4200 persen! Angka di atas merupakan angka terakhir yang diberikan oleh dokter Lukas, karena selanjutnya, kita hanya menemukan istilah "jumlah murid makin bertambah..." (6:1). Kiranya, tanda-tanda di atas juga menjadi tanda yang kita temukan di Gereja-gereja kita sebagai manifestasi dari hadirnya Roh Kudus dalam diri kita masing-masing. Kiranya, seiring dengan berubahnya hidup kita oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh tersebut, kita juga melihat perubahan di dalam Gereja kita, semakin bertambah banyak dan bertumbuh makin dewasa (Efesus 4:13). Akhirnya, menarik sekali jika kita mengamati peristiwa pada hari Pentakosta tersebut. Dalam kenyataannya, ketika itu, rasul-rasul BELUM pergi ke seluruh dunia. Namun mari kita lihat pernyataan Alkitab berikut, bahwa di hari Pentakosta, "Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh daro SEGALA BANGSA DI BAWAH KOLONG LANGIT (Kis.1:5). Jadi, sebelum rasul-rasul pergi ke seluruh dunia, Allah telah membawa seluruh dunia DATANG kepada rasul-rasul. Pada saat itu, dengan cara yang ajaib, Allah mengaruniakan kepada mereka kemampuan untuk mendengar rasul-rasul berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri "tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah" (Kis.1:11). Kenyataan tersebut penting untuk kita renungkan, agar kita tidak menganggap bahwa missi untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia seolah-olah sesuatu mimpi, yang tidak akan mungkin terjadi. Missi itu adalah missi Allah sendiri. Karena itu, Dia mampu melakukan apa yang diperintahkanNya melalui hamba-hambaNya yang taat dan berserah penuh kepadaNya. Masalahnya, apakah ketaatan dan penyerahan kita kepadaNya sudah mencerminkan hidup seseorang yang dipimpin dan dipenuhi oleh Roh Kudus?

Thursday, May 24, 2012

Selalu Ada Jalan Untuk Setiap Masalah Yang Datang

Apakah ada diantara Anda yg memiliki profesi seorg guru, dosen, atau pengajar? Pd saat Anda menguji anak didik Anda dlm sebuah tes, sy yakin bhw ketika Anda mberikan pertanyaan, Anda pastinya sdh memiliki jawabannya jg. Tidak mungkin Anda mberikan soal kpd mereka sementara Anda sendiri tidak tahu jwban dari soal yg Anda berikan tsb.

Hal yg sama berlaku pd sebuah pabrik pembuatan gembok. Mereka tdk hanya menciptakan gembok, tp juga membuat kunci utk setiap gembok tsb. Bayangkan betapa konyolnya jika mrk hanya jual gembok tanpa anak kunci.

Dua analogi sederhana di atas kiranya mberikan pencerahan kpd kita bhw hal yg sama Tuhan lakukan dlm hidup kita. Ketika Tuhan mengijinkan sebuah persoalan, maka sesungguhnya Dia sdh punya jawaban u/ persoalan tsb. Tuhan tdk pernah mbiarkan kita mengalami persoalan yg tak terpecahkan atau masalah yg tdk ada jalan keluarnya. Tuhan menyediakan kunci u/ setiap pergumulan hidup yg kita alami.

Tuhan tdk hanya menyediakan jwban atau kunci u/ setiap masalah yg kita alami, tetapi Dia jg bijak dlm mengukur kemampuan & kapasitas kita dlm menanggung persoalan. Tuhan tdk akan pernah mberikan soal yg melebihi kemampuan kita.

Bukankah seorg guru tdk akan mberikan soal kelas VI u/ anak yg masih kelas 1? Jika seorg guru saja bisa demikian bijak dlm menakar kemampuan kita, apalagi Tuhan?

Melalui kebenaran ini kita diingatkan agar jgn sp mjadi org yg mudah mengeluh & merasa persoalan yg kita alami sgt berat & tak tertanggungkan. Jangan jg kita mjadi org yg mudah putus asa krn berpikir masalah kita tdk ada jalan keluarnya. Ingatlah bhw ada soal berarti ada jwban, ada gembok berarti ada kuncinya.

Ketika Tuhan mengijinkan sebuah persoalan, Dia sudah menyediakan kunci jawabannya. Amin

Wednesday, May 23, 2012

"TIDAK ada yang MUSTAHIL bagi ALLAH"

"Adakah sesuatu spapun yang mustahil tuk TUHAN"?
(Kejadian 18-14)

Di dlm kitab Kejadian Tuhan Berjsnji pd Sarah,bahwa Dia Akan mempunyai seirang anak,pd awalnya dia tdk mempercayai hal itu,dia pikir dia sdh terlalu tua,dia pikir waktunya sdh lewat,to apakh engkau tahu apakh yg Tuhan katakn pdnya.,,.?Dia hanya bertanya;"Sarah,apakah ada yg mustahil bg Tuhan"?
aku percaya Tuhan sedang brkta hal yg sama pd kt hari2 ini;"apa ada yg mustahil bagiKU.,?"

Apakah kt berpikir mimpi kt terlalu besar bg Tuhan tuk d berikan kpd kt? Apakh kt pikir hubungan kt dgan pasangan hdp kt sudah hilang trlalu jauh n berpikir bhwa Tuhan tak mampu tuk memulihkanya,?,apakah kt akan hdup trus dgn penyakit2 n msalah2 kt seumur hidup kt.,?

Ambilah visi yg baru hari ini karena,:TIDAK ADA YG MUSTAHIL BG TUHAN"

Tuhan sedang berkata pd kt hari ini:
"Aku sangat berkuasa,Aku dapat mengubah situation apapun dengan mudah"
Bagsimanapun kelihatanya kondisi kt, kt sedang melayani Allah yg luar biasa,
"Apakah ada yg terlalu indah bg Tuhan jika berikutnya kt berpikir itu trlalu bagus tuk jd kenyataan;" ingatlah Tuhan ingin membrkati kt melebihi dr mimpi2 Kita,

Buang batas2 yg Kita buat dan mulailah berani utk percaya bahwa Dia(Tuhan)memiliki semua hal2 yg indah bagi kira.

Ketika segala sesuatu tampak mustahil tetaplah percaya dengan iman,Tuhan pasti berbuat sesuatu utk kira karena tdk ada yg mustahil bagi Allah

Doa: Bapa di Surga kami memilih utk percaya kepadu Engkau,dengan segenap hati, kami tahu bahwa tdk ada yg mustahil bg Engkau,tolong kami utk berdiri teguh dalm iman,dan buat kami terus dekat kpd Engkau sepanjng hdp kami, dlm Nama Yesus,, amen,

Tuesday, May 22, 2012

Liturgi

Patut disayangkan bahwa terdapat begitu banyak penyimpangan yang terjadi dalam liturgi dewasa ini.
Terdapat begitu banyak alasan bagi penyimpangan2 ini.

~ Sementara orang menolak untuk MENERIMA OTORITAS ABSAH Gereja untuk MEMBANGUN TATA ATURAN yang MENGIKAT bagi liturgi. Mereka menolak untuk mengikuti petunjuk2 liturgis dan MENOLAK MENGHORMATI dokumen-dokumen yang dikeluarkan oleh OTORITAS yang SAH.

~ Yang lain, karena pembinaan dan pengetahuan yang minim, tidak mengetahui apakah sesungguhnya MAKNA petunjuk2 ini.

~ Yang lain lagi, tidak memahami apa itu liturgi2 umum, tanda2 yang digunakan di dalamnya dan PENTINGNYA KONSISTENSI dalam beribadat berdasarkan sebuah ritus tertentu dari Gereja.

~ Akhirnya, dan yang paling tragis adalah bahwa banyak orang telah KEHILANGAN sebuah CITA RASA yang KUDUS.

Mereka melihat misa sebagai sebuah kewajiban yang DIPAKSAKAN oleh manusia dan bukannya sebagai sebuah KESEMPATAN untuk MENYEMBAH Allah yang satu dan benar melalui misteri pengurbanan Yesus Kristus, Putra Allah.

Betapa sejumlah besar orang Katolik tidak percaya akan Kehadiran Nyata Yesus Kristus dalam Ekaristi. Karena mereka tidak percaya bahwa Yesus sendiri sungguih-sungguh hadir dalam kepenuhan keilahian dan kemanusiaan-Nya, mereka merasa tidak perlu untuk MENYEMBAH SEBAGAIMANA yang DIMAKSUDKAN oleh Gereja.

Sehingga tidak mengherankan kalau dalam misa, mereka memusatkan perhatian pada diri mereka sendiri, satu sama lain, atau hanya pada aspek kemanusiaan Yesus.

Mereka telah kehilangan cita rasa akan yang kudus.

Kombinasi alasan2 di atas telah turut memberi sumbangsih bagi terjadinya penyimpangan-penyimpangan. Mereka yg merasa tersinggung sering tidak tau akan apa yang HARUS DILAKUKAN.

Pentinglah kiranya untuk MEMAHAMI prinsip-prinsip tertentu yang mengatur liturgi-liturgi Gereja.

Faktanya adalah,
1) Kalau umat lebih suka liburan ke luar kota, jangan ekaristinya yang dipersalahkan--lalu dicari cara-cara bagaimana supaya Ekaristi "menarik". Ini benar-benar pola pikir Protestant, terutama aliran Pentecostal yang : ibadah dibuat semenarik mungkin, karena dari sanalah uang mengalir.

2) Beriman Katolik =/= jualan krupuk di warung.
Bukan yang semakin banyak yang ikut yang semakin laris dan semakin bagus. Juga, Gereja Katolik tidak sama dengan partai politik, yang harus mencari cara supaya kelompoknya diikuti oleh banyak orang, supaya jutaan orang berduyun-duyun datang ke KKR atau rapat partai. Tidak.

Ibadah ala KKR atau entah apa lagi namanya yang cuma cari sensasi dan banyak para pengikutnya itu bukan puncak inti iman Kristen [yang sejati]. Kalau sampai ada yang berpikir bahwa Gereja Katolik harus melakukan semacam trik KKR ala para pendeta dengan poster-poster dan iklan-iklan yang mencolok di sana-sini, maka orang itu KELIRU besar.

3). Tujuan Ekaristi tidak seperti KKR atau ibadah ala Protestant.

Seorang pendeta "top/terkenal" boleh malu kalau acaranya cuma didatangi 100 orang (padahal targetnya 100.000 orang, misalnya).

Ekaristi adalah ekaristi. Ini acara Tuhan, ini perjamuan Tuhan, bukan rapat partai yang dipimpin oleh seorang pengkhotbah karismatik yang masih butuh tepuk tangan manusia dari para pengikutnya (yang bisa merasa sakit hati jika tepuk tangan yang diterimanya kalah membahana dibandingkan acara sepak bola futsal di gedung sebelah, umpamanya...).

Tidak. Sama sekali TIDAK dengan "T" besar.

Ingat selalu bahwa Ekaristi kudus itu bukan acara KKR ala Protestant atau acara dangdutan dalam kampanye partai politik di kampung-kampung. Ekaristi tidak bisa direkayasa menjadi acara dangdutan ala "KKR2-an".

Kalau mau bikin acara demikian, bukan di paroki Gereja Katolik.

Kutipan dari buku 'The Spirit of the Liturgy' (hal. 198-9) tulisan +Joseph Cardinal Ratzinger, kini paus kita terkasih Benediktus XVI saat menjabat kepala prefek Konggregasi Ajaran & Iman (CDF):

"Tarian bukanlah bentuk ekspresi liturgi Kristen. Benar-benar absurd untuk mencoba membuat liturgi "menarik" dengan tarian, yang sering berakhir dengan tepuk-tangan.

Karena KAPAN SAJA terdengar TEPUK-TANGAN pecah di dalam liturgi karena suatu prestasi manusiawi, itulah tanda PASTI bahwa HAKEKAT LITURGI secara TOTAL SUDAH HILANG dan diganti oleh sejenis PERTUNJUKAN ROHANI."

"I am convinced that the crisis in the Church that we are experiencing today is to a large extent due to the disintegration of the liturgy... We need a new liturgical movement" - Cardinal Ratzinger, now Pope Benedict XVI.

Terjemahan bebas-nya:
"Saya yakin bahwa sebagian besar krisis dari dalam Gereja yang kita alami hari ini adalah karena dis-integrasi dari liturgi ... Kita perlu suatu gerakan Liturgis baru" ~ Kardinal Ratzinger, sekarang Paus kita yang terkasih Benediktus XVI.

"Some practices which Sacrosanctum Concilium had never even contemplated were allowed into the Liturgy, like Mass versus populum, Holy Communion in the hand, altogether giving up on the Latin and Gregorian Chant in favor of the vernacular and songs and hymns without much space for God, and extension beyond any reasonable limits of the faculty to concelebrate at Holy Mass. There was also the gross mis-interpretation of the principle of 'active participation.' " ~Archbishop Malcolm Ranjith (Secretary of the Congregation for Divine Worship)

Terjemahan bebas-nya:
"Beberapa praktek yang tidak pernah terpikirkan pada Konstitusi Liturgi Sacrosanctum Concilium kini diizinkan masuk ke dalam Liturgi Ekaristi, seperti Misa 'ad populum' (imam menghadap ke arah umat), menerimakan Komuni kudus di tangan, penggunaan pada bahasa Latin dan Gregorian Chant yang kesemuanya itu menyerah dan mengalah buat mendukung penggunaan lagu-lagu dan himne2 vernakular (bahasa dan lagu2 lokal sehari-hari pada suatu daerah tertentu) tanpa banyak ruang lagi yang tersisa untuk Tuhan.

Monday, May 21, 2012

How I can For Give when it huts so much

RENUNGAN: Kisah Seorang Pengusaha Yang Akan di Jemput Malaikat Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke, sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Disaat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia Roh seorang Malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya. Malaikat memulai pembicaraan, “kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia! “Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang .. . ” kata si pengusaha ini dengan yakinnya. Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati. Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, “apakah besok pagi aku sudah pulih? pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit“. Dengan lembut si Malaikat berkata, “anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktu mu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu”. Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Dilayar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka”. Kata Malaikat, “aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua? itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu” Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh,” Tuhan, aku tau kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tau dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tau dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalau pun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu, tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri.” dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat”. Melihat peristiwa itu, tampa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini . . . timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya. Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat ! tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang ! Dengan setengah bergumam dia bertanya, “apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?” Jawab si Malaikat,’” ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogant, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah”. Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam. Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu. Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, “anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu ! ! kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00″. Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu?. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu. Bukankah itu Panti Asuhan ? kata si pengusaha pelan. Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tau tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri. Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu. Doa sangat besar kuasanya, tak jarang kita malas, tidak punya waktu, tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain. Ketika kita mengingat seorang sahabat lama / keluarga, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia, mungkin saja pada saat kita mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari orang-orang yang mengasihi dia. Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.

Sunday, May 20, 2012

Mat 19:6

"Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Ayat ini ditafsirkan sebagai larangan untuk poligami.

Tafsir menafsir adalah sah dalam Kristen maupun keyakinan pengajaran agama lain karena memang Kitab suci perlu penafsiran.

Di jaman Perjanjian Lama, yg banyak nabi2 melakukan poligami.
Kenapa tidak ada 1 ayatpun yg melarang/mengutuk? Karena di dalam Perjanjian Lama TIDAK DILARANG.

Logika berikut akan mempermudah sekali untuk memahami bahwa ada hal yang DILARANG PADA SAAT TERTENTU tapi pada saat lain tidak dilarang:
"Saat suatu jalan masih diperbaiki, maka kita dilarang melewatinya. Tapi sesudah perbaikan selesai tentunya larangan itu tidak valid lagi." Bukankah ini rasional dan masuk akal?

Kelemahan moral BUKANLAH pembenaran seseorang untuk melanggar aturan yang ditetapkan Allah.

Poligami akan sangat patut untuk dipraktekkan pada saat Allah menciptakan manusia pertama kali, seperti dapat kita baca dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Kenapa? Karena sumber daya banyak, alam sangat makmur (kekeringan dan kegersangan ada karena dosa). Terlebih dunia mesti dipenuhi sesuai perintah Allah.

Nyatanya Allah cuma menciptakan dua orang manusia. Laki dan perempuan.

Mengenai Poligami jadi Monogami. Apakah Allah tidak konsisten?

Sering terjadi dalam suatu diskusi mengenai poligami seseorang Kristen mengecam seorang penganut ajaran lain mengenai ajaran mereka yang mengijinkan poligami. Si lawan diskusi kemudian menanggapi dengan mengatakan, "kenapa Poligami tidak boleh? Toh Abraham, Daud, Solomo dlsb ber-poligami. Mereka kan juga nabi-nabi orang Kristen dan orang-orang benar di mata Allah."

Di sini kemudian rata-rata orang Kristen menjadi bingung. Di satu sisi umat Kristen sebenarnya ingin menjawab dengan berkata "dulu boleh, sekarang tidak boleh" (karena memang faktanya di Perjanjian Lama banyak orang benar yang ber-poligami, Sedangkan di dalam Perjanjian Baru. Poligami dilarang [Mat 19:6]). Sementara itu di sisi lain umat Kristen takut kalau-kalau jawaban itu malahan menunjukkan bahwa ajaran Kristen itu tidak konsisten, bahwa Allah Kristen itu tidak konsisten dan kontradiktif. BENARKAH DEMIKIAN?

Ketakutan itu tidak beralasan terutama kalau lawan diskusinya adalah orang Yahudi atau para penganut ajaran poligami. Silahkan baca lebih lanjut:
Tatanan natural sebenarnya adalah monogami. Ini terlihat dari diciptakannya satu pria dan satu wanita.

Setelah itu dijaman Perjanjian Lama Poligami ditoleransi dan diperbolehkan OLEH ALLAH. Alasannya lihat Mat 19:8
Waktu berjalan dan kemudian berlalu... ... ...
...
Tibalah datangnya Perjanjian Baru dengan kedatangan Allah yang menjadi Anak Manusia dalam diri Kristus Yesus.
Sejak dari sinilah poligami dilarang dan umat beriman [Katolik] diperintahkan untuk kembali ke tatanan seharusnya, yaitu perkawinan yang monogami yang datang JUGA OLEH ALLAH (Mat 19:6) sendiri.

Tidak konsistenkah ajaran Kristen?
Nah, harus dijelaskan bahwa dispensasi Allah atas suatu aturan bukanlah hal yang aneh.
Di jaman Adam dan Hawa, antar adik-kakak diperbolehkan untuk menikah. Lalu ketika peristiwa Nuh, semua umat manusia mati kecuali Nuh dan keluarganya. Sekali lagi pernikahan antara saudara di beri dispensasi. Namun SETELAH masa-masa dispensasi itu toh pernikahan antara saudara tidak diperkenankan dan bahkan diberi sanksi.

Kristen, Yahudi dan para penganut ajaran poligami punya cerita yang mirip tentang kejadian Adam/Hawa dan banjir besar Nuh. Sehingga bagi mereka, memang benar terjadi incest di jaman Adam/Hawa dan jaman Nuh. Namun sampai sekarang, baik Kristen, Yahudi ataupun para penganut poligami itu, KESEMUANYA MENGHARAMKAN pernikahan saudara sedarah yang DULUNYA DIIJINKAN Allah [!!!]

Sehingga tidak ada alasan bagi umat beragama Kristen, Yahudi atau para penganut ajaran poligami untuk menolak fakta bahwa Allah BISA SAJA MENGIJINKAN, namun KEMUDIAN TIDAK MENGIJINKAN sesuatu. Lebih-lebih tidak ada alasan bagi orang Kristen, Yahudi atau para pengiman ajaran poligami untuk mengatakan bahwa adanya dispensasi Allah merupakan bukti ketidak-konsistenan Allah.

Dispensasi tidak berarti bahwa Allah telah bersikap kontradiktif atau menjilat ludah-Nya sendiri (Allah yang seperti itu sama sekali bukan Allah). Hanya saja kondisi tertentu mengakibatkan apa yang sah menjadi tidak sah dan apa yang tidak sah, KINI menjadi sah. Ini bukan upaya mengingkari adanya sesuatu yang absolut dan menganut suatu relativisme. Ini justru sikap yang benar untuk meng-counter pandangan ekstrim bahwa semuanya adalah absolut, tidak ada yang relatif.

Dogma, misalnya, adalah absolut. Sedangkan disiplin adalah relatif. Tidak bisa dibolak-balik (dogma-relatif, disiplin-absolut). Juga tidak bisa semuanya disebut dogma, atau semuanya disebut disiplin. Ada yang dogma, ada yang displin. Ada yang absolut, ada yang relatif.

Sedikit tambahan:
Bagi iman Kristen sekalipun poligami diijinkan oleh Allah di jaman Perjanjian Lama, akan tetapi di dalam Perjanjian Baru praktek poligami ini dilarang oleh Allah juga. Sehingga sekalipun dulu boleh, sekarang tidak boleh. Ingatlah bahwa, "dulu"nya itu di jaman nabi besar Musa. Yesus MENGINGATKAN bahwa PADA AWAL-AWALNYA monogami-lah tatanan dunia "... TETAPI SEJAK SEMULA TIDAKLAH DEMIKIAN." [Mat 19:8] bukan)

Dari sini kelihatan bahwa argumen diatas, yang sangat masuk akal dalam kacamata iman Kristen karena umat Kristen mengimani Mat 19:6, NAMUN akan sama sekali engga nyambung bagi penganut ajaran poligami. Karena bagi mereka Allah BELUM MENCABUT IJINNYA ATAS POLIGAMI.

Sekalipun dahulu diciptakan banyak hawa untuk Adam sehingga Adam harus ber-poligami, tetap saja dosa akan tersebar ke semua keturunan manusia karena bapaknya satu.

Jadi, sekalipun Adam ber-poligami adalah di mana satu pria punya beberapa istri, maka ajaran itu pun tidak bisa ter-komprimisasikan.Harus menceraikan salah satu. Kalau tidak, dia tidak bisa menjadi Katolik.
Tatanan natural adalah monogami. Pada Alkitab, manusia yang diselamatkan hanya Nuh dan seluruh keluarganya. Jadi termasuk di dalamnya istri dari putra-putranya (Kej 7:7). Jadi antar sepupu berkawin, padahal ini dalam kondisi normal tidak boleh

1. Pernyataan "poligami terjadi dalam ajaran Kristen" tidak bisa berdiri sendiri tanpa penjelasan lebih lanjut. Pengajaran Kristen adalah pengajaran Yesus sendiri yang adalah Allah yang merupakan KESEMPURNAAN dari Perjanjian Lama. Dalam pemahaman ini maka pada masa sekarang setelah kedatangan-Nya ke dunia, poligami tidak pernah boleh terjadi (dalam arti, tidak pernah diijinkan).

2. Ada waktu di mana poligami di-dispensasi. Sehingga di waktu itu poligami BUKAN pelanggaran. Apakah Abraham hidup dalam masa dispensasi itu? Jawabannya adalah: "ya."

Bukan hanya Abraham yang mendapat dispensasi. Orang lain, melalui contoh para Bapa bangsa tersebut [ie. Abraham, Yakub, Daud etc] Karena sekarang bukan jaman Musa, maka memang Poligami sudah lewat dan tidak boleh. Seperti bagaimana sekarang ini incest tidak boleh.
www.newadvent.org/

“IA SEDANG MEMELUK ERAT ENGKAU DALAM DERITAMU”

Renungan Pagi:
Senin, 21 Meil 2012
Yoh.16:29-33;

Semua orang pasti memiliki masalah, tapi tidak semua bisa menjadi pemenang atas masalah-masalah yang dihadapinya.

Bagi sahabat-sahabat yang saat ini merasa sendirian, merasa ditinggalkan oleh sahabat kenalan bahkan orang-orang yang Anda percayai dan cintai, maka kuatkanlah hatimu karena engkau tidak sendirian sama seperti kata-kata Yesus dulu kepada para murid-Nya, “saatnya datang dan bahkan sudah datang di mana kamu akan meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku bukan seorang diri sebab Bapa menyertai Aku.” Kata-kata yang sama juga diberikan oleh Yesus kepadamu di pagi ini; “Dalam dunia kamu mengalami penganyiaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”
Karena itu, dalam setiap deritamu sebagai pengikut Kristus, ingatlah yang satu ini; Para murid pun terombang ambing oleh badai dan gelombang di danau. Mereka takut karena mereka tidak sadar bahwa Yesus ada di dalam perahu mereka. Ketakutan itu sirna ketika mereka sadar akan kehadiran-Nya, membangunkan Dia, lalu Ia menghardik angin dan badai itu sehingga perahu para muridpun akhirnya sampai ke tepian.

Kuyakinkan engkau di pagi ini bahwa Ia memang tak terlihat mata, tapi sesungguhnya Ia ada di dalam jiwa dan batinmu, di dalam kesadaran hatimu akan kehadiran-Nya. Yakinlah bahwa dalam setiap derita dan masalahmu, Ia selalu memeluk erat engkau agar jiwamu merasakan damai sejahtera yang Ia janjikan kepadamu, “semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku.”

Saturday, May 19, 2012

The end does not justify the means.

Kita mundur ke belakang, pada peristiwa final Piala Dunia 2006, Germany: French Vs Italia. Marco Materazzi memprovokasi Zinedine Zidane. Materazzi mengata-ngatai Zidane sebagai teroris dan saudara perempuan Zidane adalah pelacur. Zidane kemudian menanduk Materazzi. Kartu merah dihadiahkan kepada Zidane. Beberapa hari setelah final, yang dimenangkan Italia lewat penalti, Materazzi dihukum oleh FIFA dan diberikan sanksi sebagai hukuman.

"Two wrongs don't make a right."
Satu kesalahan tidak bisa ditambah kesalahan lainnya untuk kemudian menjadikan satu kebenaran. Sebuah frase yang cukup terkenal di dunia Barat, bahkan sering diadaptasi dalam film2 layar lebar Hollywood ataupun serial televisi yang mewarisi sedikit banyak nilai-nilai Gereja (meskipun mereka sekarang berusaha sekuat tenaga untuk membuang segala pengaruh Gereja dan diakui mencapai kesuksesan yang cukup besar). Ini adalah suatu prinsip yang sangat Katolik sekali.

Semangat dari prinsip ini mengajarkan bahwa meskipun kita dijahati, kita tidak bisa membalas perbuatan itu dengan kejahatan lainnya. Karena dengan melakukan kejahatan sebagai balasan atas tindakan kejahatan yang dilakukan pada kita, maka itu sama saja membenarkan adanya kejahatan.

Jadi kalau kita sudah membalas yang jahat dengan yang jahat, apa yang membedakakan kita dengan orang yang sudah menjahati kita? Sekalipun pembalasan kita yang jahat tersebut sama nilainya atau lebih kecil nilainya dari kejahatan yang dilakukan terhadap kita namun tetap saja kita telah memberi pembenaran terhadap yang jahat, yang relatif itu hanya terletak pada kadar atau tingkatan "nilai"-nya [saja], toh?

Pada akhirnya kita tidak berusaha untuk menjauhi yang jahat sama sekali, tapi melakukan kompromi dengan prinsip "minus malum" ("jahat minimal") yang super sesat itu.

Materazzi tentunya kurang ajar dan melanggar sportivitas karena lancang menghina orang yang dicintai Zidane, Lapindo bisa jadi punya kehendak buruk dan ingin lempar tanggung jawab, NAMUN SEMUA ITU TIDAK MEMBENARKAN PERBUATAN JAHAT APAPUN SEBAGAI BALASAN ATASNYA.

Materazzi, Zidane, telah bersalah karena melakukan kesalahan.

one wrong + one wrong =//= one right

one wrong + one wrong = two wrongs

Kondisi terpojok seperti apapun tidak membenarkan seseorang untuk berbuat dosa. Setiap orang diberi rahmat yang cukup untuk tidak berbuat dosa (1Kor 10:13). Karena itu tidak akan pernah ada kondisi terpojok yang satu-satunya jalan keluar adalah berdosa. Allah tidak akan mengijinkannya.

Hanya kelemahan manusia-lah yang membuat mereka mengira bahwa mereka harus berdosa untuk keluar dari masalah. Pemikiran seperti ini berarti MERASA LEBIH BIJAK DARIPADA Allah.

Sekalipun kamu lapar dan tidak punya uang atawa makanan, maka kalau kamu mencuri, maka kamu telah berdosa (bisa berat, bisa ringan). Sekalipun sebagai contoh perusahaan Lapindo tidak memberi uang sesenpun atau pemerintah cuek 100% pada hal tersebut sama sekali ini tidak membenarkan perbuatan dosa oleh para korban yang adalah penghinaan terhadap Allah dan tidak pernah boleh dilakukan.

Keadilan harus diperjuangkan dengan cara yang mulia dan tak ternodai, dengan tidak berbuat dosa.

Mentalitas kebanyakan orang yang dengan gampang membenarkan perbuatan dosa menjadi motivasi untuk meneruskan pengajaran kuno Gereja yang selalu sama sampai akhir jaman ini. Terutama karena pada masyarakat yang tidak berbudaya Kristen seperti di Republik kita tercinta ini yang kurang terbiasa atau bahkan tidak pernah mendengar prinsip ini (Two wrongs don't make a right).

Bahkan, kalau tidak salah, pada pengajaran "sebelah/tetangga" pernah bilang, "Kalau kamu dijahati maka balasalah dengan kejahatan yang serupa. Tapi kalau bisa ampunilah." Mungkin prinsip yang dikenal seperti inilah yang membuat masyarakat Indonesia, yang mayoritas non-Katolik, asing terhadap pengajaran"Two wrongs don't make a right" ini.

Lakukan apa yang bisa dilakukan tanpa berbuat dosa atau melanggar hukum.

Dan pelanggaran hukum negara adalah dosa (II. I. Q.96 Of the Power of Human Law, lihat article 4 dan 5). Kecuali kalau hukum tersebut bertentangan dengan hukum ilahi [ex. euthanasia, aborsi etc]).

Sah-sah saja melakukan tindakan untuk menarik perhatian. Tapi tindakan itu tidak boleh berbentuk tindakan yang melanggar hukum ataupun tindakan dosa.

Kalau memang satu-satunya tindakan yang bisa dilakukan untuk menarik perhatian adalah tindakan yang melanggar hukum atau dosa, ya JANGAN DILAKUKAN!

Btw, yang di atas ini tidak akanpernah terjadi.

"No act of sin, even venial one, is justifiable".
"Tidak pernah ada di dunia ini suatu kejadian atau kondisi di mana jalan keluarnya adalah dengan melakukan dosa." Ini dijamin Allah sendiri.

Allah memberi rahmat semua orang untuk menghindar dosa. Allah selalu mengajak manusia untuk tidak dosa. Ketika seseorang berdosa kepada orang lain maka dalam dosa tersebut, selain si orang lain telah tersalahi, otomatis rahmat Allah juga terabaikan, ajakan Allah juga terabaikan. Ini menghinakan Allah.

Setiap orang diberi rahmat yang cukup untuk tidak berbuat dosa (1Kor 10:13). Karena itu tidak akan pernah ada kondisi terpojok yang satu-satunya jalan keluar adalah berdosa. Allah tidak akan mengijinkannya.

Pada ajaran seberang, kita "harus membunuh" mereka yang menyerang kita. Sedangkan dalam GK kita tidak diperintahkan untuk membunuh, tetapi jika kita terpaksa membunuh dalam proses membela diri, hal itu tidak salah.

Dalam Gereja Katolik, membela diri tidak harus dengan cara membunuh. Tewasnya si agresor hanyalah salah satu hal yang bisa terjadi dari proses pembelaan diri. Itu tidak salah, tetapi juga bukanlah sebuah cara yang dianjurkan.

Dalam hukum, seperti yang diajarkan kepada semua Mahasiswa hukum di awal-awal kuliah mereka, berlaku prinsip, "hukum yang lebih tinggi mengalahkan hukum yang lebih rendah."

Ini juga berlaku di Indonesia. Di jaman otonomi bebas ini setiap provinsi bisa membuat hukum-hukum sendiri dengan cukup bebas. Namun tentunya tidak bisa hukum tersebut bertentangan dengan hukum KUHAP sebagai contoh.

Hukum ilahi adalah hukum tertinggi yang mengatasi segala hukum. Karena itu tidak ada yang boleh menentangnya.

Mengambil contoh mengenai larangan masuk agama Katolik, yang dipraktekkan banyak negara2 tertentu di Timur-Tengah (Pakistan, Saudi Arabia, Republik Islam Iran, dll) ini bertentangan dengan hukum ilahi, jadi tidak bisa diterima.

~ Para martir Kristen selalu berusaha menaati hukum negara Romawi yang kafir dan menindas mereka sepanjang tidak bertentangan dengan hukum ilahi.

~ Mereka membayar pajak kepada pemerintahan yang menindas mereka, dan menghormati Kaisar sebagai pimpinan negara.

~ Dan sejarah tidak mencatat pemberontakan atau gerakan separatis Kristen terhadap pemerintahan Romawi. Mereka taat kepada hukum negara dan kepada Allah.

~ Apapun itu kalau kamu berada dalam suatu negara yang hukumnya menurut kamu tidak adil. Moral Katolik menuntut kamu untuk menentangnya dengan cara-cara yang tidak melanggar hukum ilahi dan hukum negara yang bersangkutan.

Semoga pembagian kumpulan penerusan pengajaran moral Gereja ini dapat dimengerti dan bermanfaat.

LITANI SERBA SALAH ROMO

Kalau romonya muda, dibilang masih bloon.
Kalau romonya tua, sebaiknya pensiun saja.

Kalau khotbah terlalu panjang, dibilang menjengkelkan.
Tapi kalau cepat, “koq kayak kereta ekspres...”

Kalau mulai misa tepat waktu, katanya kaku.
Kalau terlambat, “Idiih... romonya malas.....”

Kalau di kamar pengakuan menasihati, katanya banyak omong.
Kalau sebaliknya, dibilang tidak tanggap.

Kalau mengikuti pendapat umat, dibilang tak punya pendirian.
Kalau pakai pendapat sendiri, dicap diktator.

Kalau keuangan paroki mepet, katanya romo tak pintar usaha.
Kalau ngomong soal uang, dibilang mata duitan.

Kalau mengadakan misa lingkungan, katanya tak pernah kunjungan keluarga.
Kalau mengunjungi keluarga, “Kapan sih, romonya misa lingkungan?”

Kalau romo tak ada di pasturan, dicap tukang ngeluyur.
Tapi kalau ada, “Romo koq nggak pernah pergi-pergi...?”

Kalau memperhatikan anak-anak, dibilang “Masa kecil kurang bahagia...”
Kalau memperhatikan mudika, giliran orangtua ngegosip.

Kalau nonton tv, dibilang enak-enakan.
Kalau tidak, dibilang enggak ngikuti zaman.

Tapi.......
Kalau romonya mati, siapa yang mau ganti?

(dari buku Litani Serba Salah Romo - 100 Cerita Bijak, Yustinus Sumantri Hp., SJ, Kanisius, 2001)

Pesan moral: sebagai umat apakah kita sudah mengasihi imam di Gereja kita? apakah kita terlalu sibuk mendambakan imam yg begini-begitu tanpa pernah membenahi diri sendiri? Imam juga manusia yg membutuhkan doa kita semua! :)

"DI DALAM DOANYA NAMAMU DISEBUT"

Minggu VII, 20 Mei 2012
HARI KOMUNIKASI SEDUNIA
Yoh.17:11-19;

Kalau kita percaya akan kekuatan doa orang lain...maka apa yang Anda masih ragukan dari doa Yesus untukmu? Dan, tentunya banyak orang senang menyanyi atau mendengar lagu; Di doa ibu ku dengar, ada namaku disebut." Pagi ini, ada sesuatu yang luar biasa yakni dalam doa Yesus, namamu disebut. Ia sungguh mencintai saudara dan aku sehingga Ia takan pernah meninggalkan kita di dunia ini sebagai yatim piatu.

Karena itu, dengarkanlah doa-Nya untukmu di pagi ini;
Bapa, peliharalah mereka dalam nama-Mu....
Lindungilah mereka terhadap yang jahat...
Kuduskanlah mereka dalam kebenaran...

Aku hanya mau yakinkan engkau bahwa Ia tidak hanya mendoakanmu kepada Bapa, tapi Ia juga punya kuasa untuk memberikan kepadamu apa yang Anda butuhkan saat ini.

Friday, May 18, 2012

"Orate, fratres."

"Marilah kita berdoa":
Tuhan, jadikanlah kami alat-alat perdamaian-Mu

Biarlah kami mengasihi di mana ada kebencian;
Memaafkan di mana ada dendam;
Mempersatukan di mana ada perpecahan;
Menimbulkan pengharapan di mana ada keputus-asaan;
Memberi iman di mana ada kebimbangan;
Membawa terang di mana ada kegelapan;
Memberi kegembiraan di mana ada kesedihan;

Biarlah kami jangan mencari
Untuk dihibur, melainkan menghibur;
Untuk dipahami, melainkan memahami;
Untuk dicintai, melainkan mencintai;

Sebab di dalam memberi kami menerima,
Di dalam mengampuni, kami diampuni;
Di dalam kematian, kami dilahirkan dalam hidup yang sejati;
Di dalam Putera-Mu yang diberkati,
Yesus Kristus, Tuhan kami. Amen.

Demikianlah kemudian, pada tahun 1209, Sto Fransiskus dari kota Assisi mendirikan Ordo Fratrum Minorum (Perkumpulan Saudara-saudara Yang Hina-Dina), yang kini dikenal dengan nama Ordo Fransiskan.
[+In Cruce Salus, Pada Salib Ada Keselamatan. Thomas A Kempis, Imitatio Christi II, 2, 2]

PAHALA

Sering orang berbicara tentang "pahala", apa kata pengajaran Gereja Katolik mengenai pahala?
Secara umum, pahala adalah ganjaran yang diperoleh untuk suatu perbuatan baik, meskipun dapat juga berarti hukuman yang pantas diterima untuk sesuatu perbuatan yang salah. Pahala selalu terkait dengan pengertian tentang "PANTAS MENERIMA" (DESERVED) sehingga kalau orang melakukan perbuatan baik mereka pantas menerima ganjaran, dan kalau melakukan sesuatu yang merugikan mereka pantas menerima hukuman.

Apabila kita berbicara mengenai pantas menerima sesuatu dari Allah, tentu saja kita berbicara mengenai sesuatu secara tidak tepat karena, seperti dijelaskan dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK), "Dalam kaitan dengan Allah, dari pihak manusia tidak ada pahala dalam ARTI KATA YANG SEBENARNYA. Antara Allah dan kita terdapat suatu kesenjangan yang tidak dapat diukur, karena kita telah menerima segala sesuatu dari Dia, Pencipta kita." (KGK 2007)
Artinya, kita TIDAK MEMPUNYAI HAK untuk menuntut suatu GANJARAN dari Allah. IA TIDAK BERHUTANG APAPUN kepada kita, sementara KITA BERHUTANG SEGALA sesuatu kepada-Nya, termasuk keberadaan kita sendiri. Segala sesuatu IA BERIKAN kepada kita sebagai pemberian CUMA-CUMA, sebagai BERKAT yang luar biasa. Kita tidak dapat menuntutnya atas dasar keadilan.

Mengutip Sto Agustinus, Katekismus menjelaskan, "Pahala pekerjaan baik yang kita lakukan merupakan anugerah dari kebaikan Allah. "Rahmat TELAH MENDAHULUI; sekarang kepada kita diberikan apa yang pantas... Pahala kita adalah hadiah dari Allah." (Sto Agustinus, Sermo 298, 4-5; KGK 2009)
Memang, dari diri kita senhdiri, kita tidak dapat meng-klaim sesuatu pun dari Allah. Tetapi, dalam kerahiman-Nya, Allah telah berjanji mengganjar kita untuk perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan. Misalnya, Yesus berkata, "Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal." (Mat 19:29) Dan Sto Paulus menulis, "Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan," (Rom 2:6-7)

Pahala apa yang pantas kita peroleh dari Allah? jelas, KITA TIDAK DAPAT MENUNTUT RAHMAT AWAL yang membuat kita bertobat kepada Allah. Rahmat itu merupakan karunia Allah kepada kita, dan diberikan kepada kita ketika kita masih hidup di dalam dosa, meskipun kita sungguh TERKAIT dengan RAHMAT BERKAT TINDAKAN2 BEBAS kita. Tetapi, begitu kita bebas dan hidup dalam rahmat Allah sebagai anak angkat-Nya, kita dapat menuntut pahala berupa rahmat lanjutan untuk pertumbuhan kita dalam kekudusan dan untuk mencapai kehidupan kekal. Katekismus menjelaskan, "Terdorong oleh Roh Kudus dan tergerak oleh kasih, kita dapat memperoleh bagi kita sendiri dan bagi orang lain rahmat yang kita perlukan untuk pengudusan kita, untuk meningkatkan rahmat serta kasih dan untuk mencapai kehidupan abadi. Bahkan, sesuai dengan kebijaksanaan Allah, harta-harta sementara pun dapat diperoleh, seperti misalnya kesehatan dan persahabatan. rahmat dan harta ini merupakan objek dari doa Kristiani." (KGK 2010)

PENTING:
Dengan demikian, lewat perbuatan-perbuatan baik kita, kita bertumbuh dalam rahmat dan kekudusan, dan pantas menerima ganjaran yang lebih besar di surga sesuai kata-kata Tuhan kita, "... kumpulkanlah harta bagi dirimu sendiri di surga..."

Supaya pantas menerima ganjaran, kita harus memenuhi beberapa syarat.

PERTAMA, kita harus berada dalam keadaan rahmat; artinya, tidak dalam keadaan dosa berat. Berada di dalam kondisi DOSA BERAT, SEMUA perbuatan baik kita, TIDAK PEDULI berapa BANYAK dan berapa BERLIMPAH, TIDAK PANTAS MENDAPAT GANJARAN. Satu dari sekian alasan2 lain, sangatlah PENTING bahwa, sesudah MELAKUKAN suatu DOSA BERAT, kita sungguh2 kembali kepada Allah lewat SAKRAMEN TOBAT.

KEDUA, kita dapat memperoleh pahala hanya dari perbuatan-perbuatan yang baik, tidak dari perbuatan dosa. Perbuatan-perbuatan dosa pantas menerima hukuman, bukan ganjaran. Dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik dan dengan bekerja sama dengan rahmat Allah, orang yang berada dalam keadaan dosa dapat melambungkan sejumlah klaim untuk memperoleh kerahiman Allah dan kemudian menerima rahmat yang DIBUTUHKAN UNTUK PERTOBATAN.

KETIGA, kita harus melaksanakan perbuatan baik dengan sadar dan bebas; syarat ini biasanya dituntut dari orang yabg sudah dewasa. Seorang anak kecil atau orang yang mengalami cacat mental yang berat tidak dapat cukup menggunakan nalar untuk melakukan tindakan yang pantas diberikan ganjaran. Karena itu, mereka juga tidak dapat melakukan suatu dosa.

Adalah baik untuk mengingat bahwa kalau kita melakukan dosa berat, kita kehilangan semua pahala yang telah kita peroleh, sehingga tidak lagi pantas masuk ke dalam surga. Tetapi, kita dapat memperoleh kembali pahala itu kalau kita kembali ke dalam keadaan rahmat lewat tobat dan pengakuan dosa.

~ Sumber: Ketika Iman Membutuhkan Jawaban Buku 2, No. 60, penerbit Dioma

“IA TAHU APA YANG ANDA BUTUHKAN”

Renungan Pagi: “IA TAHU APA YANG ANDA BUTUHKAN”
Sabtu, 19 Meil 2012
Yoh.16:23b-28;


Pagi ini, Yesus menyapamu lagi; “Apapun yang kamu mintah kepada Bapa dalam nama-Ku, akan diberikan kepadamu.” Kita bisa menjawabnya; “Yesus, kami telah memintah tapi kenapa kami belum dan bahkan tidak mendapatkannya? Lalu, apa artinya janji-Mu?

Izinkalah aku untuk menjawabmu lewat tulisan ini, dan percayalah bahwa Ia sendiri akan memberikan jawaban yang memuaskan dalam batinmu. Kalau kita memperhatikan, banyak orang cenderung memperhatikan apa yang dimintah atau apa yang diberikan kepadanya, daripada sang pemberi itu sendiri. Kalau kita memintah, maka berilah kesempatan sang pemberi untuk memberikan sesuai dengan kebaikan hatinya. Kita terlalu focus pada apa yang kita mintahkan dan bukan pada kesabaran kita untuk menantikan pertolongan Tuhan. Tuhan sendiri pernah menegaskan; “Kalau kamu yang jahat tahu memberi yang baik ketika anakmu memintah sesuatu kepadamu, apalagi Bapamu di Surga?

Karena itu, kiranya dua hal ini yang harus kita kembangkan dalam hidup rohani kita ketika kita memintah sesuatu dalam doa-doa kita, yakni memasrahkan kepada kebaikan Allah untuk menilik semua kebutuhan kita, dan kesabaran untuk menanti pertolongan-Nya. Karena itu, saya senang mengutip kata-kata dari Kitab Ratapan; “…Adalah lebih baik menanti pertolongan Tuhan dengan diam.”

Selamat berakhir pekan untuk para sahabat,

St. Dunstan Canterbury

St. Dunstan Canterbury, Uskup dan Pengaku Iman. Dunstan lahir pada tahun 909 di Inggris. Ia terhitung sebagai salah seorang ‘peletak dasar bagi negeri Inggris’ yang berperanan penting dan berpengaruh besar dalam kehidupan politik dan kehidupan agama selama abad ke-10. Putera bangsawan ini dididik oleh rahib-rahib Irlandia di Glastonsbury. Setelah itu, ia tinggal beberapa tahun di istana Raja Athelstan sebelum menerima tabhisan-tabhisan suci. Penggantai Athelstan, Raja Edmund, mengangkat dia sebagai penasehatnya dan pada tahun 943 sebagai Abbas biara Glastonbury. Pada waktu itu biara Glastonbury, yang porak poranda karena serangan bangsa Denmark, mengalami suatu kemerosotan luar biasa seperti halnya banyak biara lainnya di Inggris. Namun di bawah bimbingan abbas muda Dunstan, Glastonbury bangkit, dengan semarak kembali. Dunstan dengan sekuat tenaga berusaha memperbaiki bangunan-bangunan biara Glastonbury, menghidupkan kembali disiplin hidup monastik, dan menjadikannya sebagai suatu pusat belajar dan pusat monastik di Inggris pada masa itu. Usaha-usaha diikuti oleh biara-biara lainnya. Setelah terbununhnya Raja Edmund pada tahun 946, Dunstan menjadi ketua dewan penasehat raja Ederd. Dalam kedudukan ini, ia memprakarsai manuver-manuver politik untuk memperkuat kekuasaan kerajaan, mempersatukan kembali negeri Inggris, dan mendamaikan semua orang Denmark yang menetap di Inggris. Ia juga berusaha memberantas praktek kekafiran dan berhasil membaharui kehidupan moral bangsa Inggris dan Imam-imam di seluruh keuskupan. Ketika Edred diangkat oleh raja Edwy pada tahun 955, Dunstan terlibat dalam perselisihan besar dengan penguasa baru itu. Ia mengkritik sikap kepala batu Edred yang tidak pantas bagi seorang raja pada waktu pesta pemahkotaannya. Akibatnya Dunstan dikucilkan dari Inggris. Dunstan mengasingkan diri ke Flanders. Di Flanders ia mendapat kesempatan untuk membaharui biara-biara yang ada disana. Dikemudian hari semua pengalamannya di Flanders mempunyai pengaruh besar terhadap seluruh gagasannya tentang pembaharuan hidup monastik. Namun pengungsian Dunstan tidak berlangsung lama. Pada tahun 957 suatu pertempuran melawan Edwy pecahlah pertempuran antara orang-orang Mercian dan Northumbria di wilayah-wilayah Utara dan timur Inggris. Edwy dipaksa turun tahkta dan Edgar, saudara Edwy, dipilih sebagai raja. Dalam kedudukannya sebagai raja, Edgar memanggil kembali Dunstan ke Inggris dan mengangkat dia menjadi Uskup Worcester dan Uskup London. Sepeninggal Edwy pada tahun 959, Edgar berhasil mempersatukan kembali seluruh Inggris. Pada waktu Dunstan dingkat menjadi Uskup Agung Canterbury. Ketika ia pergi ke Roma untuk menerima pakaian kebesaran jabatannya, ia diangkat sebagai utusan oleh Paus Yohanes XII (955-964). Dipersenjatai dengan kekuasaan besar ini, ia kembali ke Inggris dan dengan penuh semangat membaharui disiplin Gereja di seluruh negeri. Di bawah kepemimpinannya, banyak biara di Inggris dibaharui dan banyak lagi biara baru didirikan. Dunstan terus menjadi penasehat raja selama kepemimpinan raja Edgar, dan kemudian menjadi juga penasehat raja Edward Martir. Namun ia tidak mengambil bagian dalam pemerintahan setelah Ethelred dimahkotai pada tahun 970. Ia menghabiskan sisa-sisa hidupnya di Canterbury sampai meninggal dunia pada tanggal 19 Mei 988. Jenazahnya di kuburkan di Katedral Canterbury. Uskup Dunstan dinyatakan kudus pada tahun 1029 oleh Paus Yohanes XIX.

Thursday, May 17, 2012

Ada hal-hal yang kita HARUS PERCAYA SEBELUM MENGERTI:

1. Dogma Gereja

2. Larangan/perintah orang tua pada anak ("Jangan sering menonton TV", "Kerjakan PR dulu barulah bermain" dlsb)
------------------------------------------------------

Di sisi lainnya, ada hal yang kita HARUS MENGERTI SEBELUM PERCAYA:
1. Perkataan politikus ("Saya jamin semua orang pasti punya rumah, umpamanya" <--- omong kosong)

2. Salesman yang misalkan berkata "Ini sepeda motor masih bagus, pemilik sebelumnya jarang menggunakan. Cuma dipergunakan kalau hendak ke pasar dan tidak pernah ke tempat lain" dll dst dsb

3. Perkataan manis saat pacaran,"Sayang aku sunguh cinta kamu, jangan kuatir..."
------------------------------------------------------

Ibr 11:1
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Ibr 11:2
Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita.
Ibr 11:3
Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.

Lalu bandingkan:
Ams 3:5
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah BERSANDAR kepada pengertianmu sendiri.
Ams 3:6
Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
Ams 3:7
Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;

"Faith is to believe what you do not see; the reward of this faith is to see what you believe."--"Iman adalah percaya apa yang tidak kita lihat; sebagai ganjaran dari iman ini adalah MELIHAT apa yang kita percayai tersebut." ~Sto Agustinus.

"Selamat menjelang malam putera-puteri bundaku, Gereja Katolik yang kudus. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

"Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Mat 6:34)
[+In Cruce Salus, Pada Salib Ada Keselamatan. Thomas A Kempis, II, 2 ,2]

Konsep justifikasi

Perbedaan antara Konsep justifikasi (pembenaran) Protestant dengan Gereja Katolik:
Protestant (Lutheran) masih Sola Fide (Faith Alone), dan mereka tidak mempercayai transformasi pengudusan dari orang yang sudah dibenarkan (justified).

Mereka boleh berkata bahwa mereka benar. Tapi Kebenaran mutlak hanya ada SATU!

JUSTIFIKASI AWAL ADALAH MURNI DARI TUHAN YANG HARUS DIJAWAB MANUSIA. SETELAH ITU MANUSIA HARUS BERBUAT SUPAYA SEMAKIN KUDUS. KARENA JUSTIFIKASI ADALAH PROSES.

Ini contoh:
Justifikasi itu adalah bagaikan memberikan sabun untuk mencuci baju. Tanpa sabun kita tidak bisa mencuci baju (anggap saja bahwa bajunya begitu kotor dan harus dibersihkan dengan sabun).

Nah, sabun ini ditawarkan Gratis.
Kita tidak bisa memperolehnya dengan membeli (di sinilah yang dimaksud bahwa justifikasi AWAL itu tidak bisa didapat dengan perbuatan. Yang berpikiran begitu adalah penganut ajaran sesat Pelagian dan semi pelagian).

SETELAH KITA DAPAT SABUN ITU kita bisa mencuci!!
NAMUN kalo kita cuma menaruh sabun pada baju, tidak akan ada apapun yang terjadi (INILAH YANG DISEBUT IMAN YANG MATI).

Ini tidak berguna dan baju akan tetap kotor. Karena itu kita perlu mencari air dan mencucinya dengan tangan (work, kerja; perbuatan). Semakin bagus cucian kamu, maka semakin bersih baju kamu. Jadi, kebersihan baju kamu tergantung dari usaha kamu.

Nah, "usaha" inipun sebenarnya dibantu oleh Allah dan peran kita cuma kecil. Meskipun demikian kita ada berperan di sini dan Allah menganggap ini baik.

Nah, Protestant ini aneh.
Mereka menganggap dengan diberinya sabun (justifikasi awal) maka baju akan langsung jadi putih! Ini salah! (sebenarnya analogi kalo buat Protestant kurang tepat, yang labih tepat adalah bajunya itu ditutupi oleh kain lain yang putih. Jadi bajunya sendiri masih kotor, tapi kain putih yang menyelubunginya menjadikan baju kelihatan putih).

Kata meritorious sendiri berasal dari kata dasar "merit" yang merupakan sesuatu yang di usahakan (earn).

DAN MERIT MEMANG BISA DI KLAIM! Tapi cuma merit SETELAH justifikasi awal.

Sakramen tobat BISA MENDATANGKAN KESELAMATAN.
Kalau kita berdosa besar dan tidak mengakukan dosa. Kita akan masuk ke dalam neraka!!!
Ini adalah ajaran Gereja sejak jaman para rasul.

Apakah dengan berpikir kalo kita mati dalam keadaan berdosa berat dan tidak mengakukan dosa maka kita bisa masuk surga? SALAH SEKALI!!

Saat seseorang melakukan dosa besar JUSTIFIKASI ORANG TERSEBUT HILANG. ORANG TERSEBUT TELAH JATUH DARI KEADAAN BERAHMAT! Hanya sakramen tobat (dan sesal sempurna, meskipun ini amat sangat susah sekali) yang bisa mengembalikan kita kembali ke keadaan berahmat, mengembalikan justifikasi kita.

[+In Cruce Salus, Pada Salib Ada Keselamatan. Thomas A Kempis, II, 2, 2]
*Credit to DeusVult, Evangelos forum Katolik ekatisti.org

“AKU KEMBALI UNTUKMU”

Renungan Pagi:
Jumat, 18 Meil 2012
Yoh.16:20-23;

Setiap orang pasti memiliki sebuah alasan ketika ia meninggalkan seseorang, sebuah group/komunitas atau pun sebuah tempat. Kepergiannya bisa saja untuk kebaikan orang lain, pun untuk ketenangan dan kedamaian dirinya sendiri. Meskipun demikian, kerinduan untuk kembali ke tempat dari mana ia telah pergi selalu menjadi sesuatu yang membahagiakan jika kerinduan itu terwujud suatu waktu.

Pagi ini, Yesus menyapa secara khusus mereka yang mengalami kesedihan karena meninggalkan seseorang atau ditinggalkan. Ia berpesan; “Kamu akan menangis karena kepergian-Ku, tapi Aku pergi kepada Bapa, dan apa pun yang kamu mintah kepada Bapa dalam Nama-Ku, akan diberikan kepadamu.”

Yesus tidak memberikan jaminan harta benda dan uang walaupun itu juga penting dalam hidup para pengikut-Nya, melainkan jaminan kepuasan batin yang akan menghantar setiap orang yang percaya dan yang melakukan perintah-perintah-Nya untuk mendapatkan keselamatan. Karena itu, benarlah kata orang; “Ada sejuta alasan bagimu untuk bersedih dan menangis, namun sadarlah bahwa memiliki Yesus adalah satu-satunya alasan/dasar bagimu untuk bersuka cita.”

Dengan ini, maka sebagai pengikut Yesus, pantaslah kita bersuka cita dan bergembira karena Yesuslah Jalan lurus menuju kepada Allah, yang kita sapa sebagai Bapa. Marilah kita menjadikan Yesus alasan kegembiraan dan suka cita jiwa kita, sehingga setiap orang yang melihat dan mendengarkan kita, selalu melihat dan mendengarkan Yesus sendiri, Yang ada di dalam jiwa kita. Jangan takut! Tangan Tuhan selalu melindungimu.

Bulan Mei... Bulan Maria...

NOVENA TIGA SALAM MARIA

Bunda Maria, Perawan yang berkuasa, bagimu tidak ada sesuatu yang tak mungkin, karena kuasa yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa kepadamu. Dengan sangat aku mohon pertolonganmu dalma kesulitanku ini, janganlah hendaknya engkau meninggalkan aku, sebab aku yakin engkau pasti dapat menolong, meski dalam perkara yang sulit, yang sudah tidak ada harapannya, engkau tetap menjadi pengantara bagi Puteramu.

Baik keluhuran Tuhan, penghormatanku kepadamu maupun keselamatan jiwaku akan bertambah seandainya engkau sudi mengabulkan segala permohonanku ini. Karenanya, kalau permohonanku ini benar-benar sesuai dengan kehendak Puteramu, dengan sangat aku moho, o Bunda, sudilah meneruskan segala permohonanku ini ke hadirat Puteramu, yang pasti tak akan menolakmu.

Pengharapanku yang besar ini, berdasarkan atas kuasa yang tak terbatas yang dianugerahkan oleh Allah Bapa kepadamu. Dan untuk menghormati besarnya kuasamu itu, aku berdoa bersama dengan St.Mechtildis yang kau bertahukan tentang kebaikan doa "Tiga Salam Maria", yang sangat besar manfaatnya itu.

(Salam Maria........3x)

Perawan Suci yang disebut Tahta Kebijaksanaan, karena Sabda Allah tinggal padamu, engkau dianugerahi pengetahuan Ilahi yang tak terhingga oleh Puteramu, sebagai makhluk yang paling sempurna untuk dapat menerimanya.

Engkau tahu betapa besar kesulitan yang kuhadapin ini, betapa besar pengharapanku akan pertolonganmu. Dengan penuh kepercayaan akan tingginya kebijaksanaanmu, aku menyerahkan diri seutuhnya kepadamu, supaya engkau dapat mengatur dengan segala kesanggupan dan kebaikan budi, demi keluhuran Tuhan dan keselamatan jiwaku. Sudilah kiranya Bunda dapat menolong dengan segala cara yang paling tepat untuk terkabulnya permohonanku ini.

O Maria, Bunda Kebijaksanaan Ilahi, sudilah kiranya Bunda berkenan mengabulkan permohonanku yang mendesak ini. Aku memohon berdasarkan atas kebijaksanaanmu yang tiada bandingnya, yang dikaruniakan oleh Puteramu melalui Sabda Ilahi kepadamu.

Bersama dengan St. Antonius dari Padua dan St. Leonardus dari Porto Mauritio, yang rajin mewartakan tentang devosi "Tiga Salam Maria" aku berdoa untuk menghormati kebijaksanaanmu yang tiada taranya itu

(Salam Maria........3x)

O Bunda yang baik dan lembut hati, Bunda Kerahiman Sejati yang akhir-akhir ini disebut sebagai "Bunda yang penuh belas kasih", aku datang padamu, memohon dengan sangat, sudilah kiranya Bunda memperlihatkan belas kasihmu kepadaku. Makin besar kepapaanku, makin besar pula belas kasihmu kepadaku.

Aku tahu, bahwa aku tidak pantas mendapat karunia itu. Sebab seringkali aku menyedihkan hatimu dengan menghina Puteramu yang kudus itu. Betapapun besarnya kesalahanku, namun aku sangat menyesal telah melukai Hati Kudus Yesus dan hatikudusmu.

Engkau memperkenalkan diri sebagai "Bunda para pendosa yang bertobat" kepada St. Brigita, maka ampunilah kiranya segala kurang rasa terima kasihku padamu. Ingatlah akan keluhuran Puteramu saja serta kerahiman dan kebaikan hatimu yang terpancar dengan mengabulkan permohonanku ini melalui perantaraan Puteramu.

O Bunda, Perawan yang penuh kebaikan serta lembut dan manis, belum pernah ada orang yang datang padamu dan memohon pertolongamu engkau biarkan begitu saja. Atas kerahiman dan kebaikanmu, aku berharap dengan sangat, agar aku dianugerahi Roh Kudus. Dan demi keluhuranmu, bersama St. Alfonsus Ligouri, rasul kerahimanmu serta pengajar devosi "Tiga Salam Maria", aku berdoa untuk menghormati kerahimanmu dan kebaikanmu.

(Salam Maria........3x)

Wednesday, May 16, 2012

Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus

Pada masa2 sekarang ini, banyak umat beriman merasa bingung, sudah tidak tau lagi mana yang salah dan benar di masa kini. Banyak yang berpendapat bahwa semua yang mengaku pengikut Kristus Yesus adalah sama [saja]. Ini adalah pemahaman yang keliru.

Gereja Katolik adalah TUBUH KRISTUS.
Kristus adalah kepala dan gereja adalah Tubuh-Nya (Ef 5:23;Kol 1:8).

Kepala tidak sama dengan Tubuh tapi keduanya adalah satu.

Di Gereja Katolik lah Kristus diimani seperti yang dinginkan oleh Allah sendiri. Di sinilah Injil yang asli diwartakan dalam kepenuhannya. Tidak ada yang lain.

Gereja dan Kristus adalah satu, meskipun terbedakan. Mencoba memisahkan Gereja dengan Kristus dengan menaruh Gereja di bawah sangat tidak sesuai dengan iman Gereja.
Dan kalau kita baca lebih jauh di Kitab Suci ada dari antara umat yang sudah dilahirkan dari air dan Roh itu yang dikutuk oleh rasul Sto Paulus karena menganut ajaran yang berbeda (Gal 1:8) ada yang diusir karena melakukan kejahatan (1 Kor 5:13).

Akhirnya Yesus mendirikan Gereja-Nya di atas Kefas (Mat 16:18-19) dan kepada Kefas yang kita panggil sebagai Sto Petrus dan para paus penerusnya kepada siapa inilah dipercayakan penggembalaan semua domba-domba Kristus (Yoh 21:15-17).

Sementara Alkitab itu adalah Kitab Suci Gereja Katolik, Ia diinspirasikan oleh Roh Kudus dan diberikan pertama-tama kepada Gereja-Nya untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan melengkapi orang-orang pilihan Allah yaitu umat Katolik agar mereka dapat melakukan perbuatan baik (2 Tim 3:16-17).

Bukankah ketaatan total berarti harus pula menuruti ajaran yang diajarkannya? Kristus, sudah memberikan contoh ketaatan. Taat sampai mati. Yesus memang mengajarkan, utk taat kepada hirarki (Luk 10:16). Magisterium, Tradisi Suci, Kitab suci.

Dan ternyata disamping menolak ajaran para rasul tentang Sola Fide, Protestant, misalnya, juga menolak perintah Yesus sendiri untuk menganggap Roti sebagai Tubuh-Nya sendiri.

Sedangkan Gereja Orthodox, mereka tidak mengikuti perintah Yesus yang sudah mengangkat Sto Petrus sebagai gembala domba-domba-Nya (Mat 16:18-19; Yoh 21:15-17)

Jadi bagaimana mereka2 yang setengah-setengah ini bisa disebut pengikut Kristus YANG sejati?

Sekali lagi, Kristus adalah Kepala dan Gereja adalah Tubuh-Nya (Ef 5:23;Kol 1:8). Kepala tidak sama dengan Tubuh tapi keduanya adalah SATU. Tentu saja, ketidak-tahuan tidak mendatangkan dosa. Kalaupun tetap dihukum karena ketidak-tahuannya, hukuman yang diganjarkannya pasti tidak seberat yang diganjarkan kepada mereka2 yang tau. Dan Allah adalah Kasih. Tuhan adalah pencipta segalanya.
Semua orang diberi rahmat yang cukup untuk selamat.
Rahmat bagi dan untuk mereka cukup untuk keselamatan mereka (1Tim 2:4).

Gereja selalu mengajarkan Wahyu yang lama yang sudah diwariskan pada para Rasul (Apostolik). Alkitab lahir dari Bunda Gereja, bukan "milik" Protestant. Alkitab adalah milik Umat Kristus yang disusun dan dijaga oleh Bunda Gereja: Gereja Universal di bawah para paus penerus Sto Petrus.

Kita adalah Gereja yang Satu Kudus Katolik dan Apostolik. Inilah Gereja yang didirikan oleh Allah sendiri berkat pengorbanan Putranya yang Tunggal. None can compare.

"Selamat merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus!"

ALLAH NAIK DIIRINGI SORAK-SORAI, IA MENGANGKASA DIIRINGI BUNYI SANGKAKALA

Renungan hari Kamis, HARI RAYA KENAIKAN TUHAN, 17 Mei 2012

Baru-baru ini negara komunis Korea Utara melakukan ujicoba peluncuran roket yang menuai banyak kecaman dari pelbagai negara. Kekuatiran paling besar muncul dari negara tetangga mereka Korea Selatan yang merupakan seteru mereka sendiri. Banyak mata tertuju ke Korea Utara dan hampir semua negara memberitakan peristiwa itu di berbagai media baik tulis maupun elektronik. Walaupun peluncuran roket tersebut gagal karena meledak, namun itu telah menarik perhatian banyak orang. Di pihak Korea Utara ada rasa bangga seebagai bangs (patriotisme), tetapi di pihak negara lain ada rasa was-was akan kekuatan baru yang menjadi ancaman di kemudian hari. Demikianlah hal itu menjadi berita hangat di dunia sehingga hampir semua orang bisa mengetahuinya.

Jika sebuah roket yang potensial memicu petikaian bisa menjadi berita hangat di dunia, bukankah berita naiknya Yesus ke surga akan lebih hangat dari itu? Ini bukan dongeng! Ini peristiwa nyata. Bukan pula peristiwa tiba-tiba, karena jauh sebelumnya Yesus telah memberitahukan bahwa Ia akan pergi dari tengah mereka. Namun para murid sendiri tidak mengerti maksud dari perkataan Yesus. Dan sekarang hal itu benar-benar terjadi disaksikan mata mereka sendiri. Awan-gemawan menyambut-Nya, dan mulut para murid pun ternganga kagum memandang-Nya. Peristiwa kenaikan Yesus ke surga merupakan cara Kitab Suci melukiskan bahwa Yesus dimuliakan dan memegang kuasa yang hanya dimiliki oleh Allah. Dengan kata lain disebut: “Ia duduk di sebelah kanan Allah dalam surga” (Ef 1:17-23 dan Yoh 16:15-20). Para murid kagum dan takjub. Ketakjuban merupakan buah pengalaman rohani yang sering membuat seseorang merasakan keintiman dengan Allah. Para murid itu terpana takjub tidak mampu berkata-kata oleh karena kepenuhan sukacita yang tak sanggup diungkapkan.

Takjub dan terpana sudah sering kita alami dalam hidup kita. Dalam perayaan ekaristi, dalam devosi-devosi kita selalu mengalami ketakjuban hingga membuat hati kita berdebar akan kedahsyatan kuasa Tuhan. Namun apakah kita sudah puas hanya dengan takjub saja? Lebih dari rasa takjub itu diperintahkan Yesus bagi kita, sebagaimana Ia memerintah para murid: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum”. Kita tidak cukup takjub saja. Kita harus berani keluar dari rasa kagum dan takjub untuk pergi memberitakan apa yang telah kita alami. Dengan demikian semakin banyak orang percaya pada Yesus. Jika kita hanya mencari nikmat dan senang untuk diri sendiri, berarti masih orang beriman egois. Kini kita telah menyaksikan Ia naik ke surga diiringi sorak-sorai dan Ia mengangkasa diiringi bunyi sangkakala, marilah kita bersama-sama bergerak maju mewartakan-Nya ke seluruh dunia. Selamat hari raya kenaikan Tuhan.

Tuesday, May 15, 2012

Salah Satu Hari Raya Wajib Gereja Katolik.

Selamat menjelang siang, putera-puteri Gereja Katolik yang kudus.
Esok hari, Kamis, 17 Mei 2012 merupakan Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus Ke Surga.
Ini adalah salah 1 dari 10 Hari Raya Wajib Gereja Katolik.

Hari ini disamakan dengan hari Tuhan (hari Minggu). Perintah Allah ke-3: Kuduskanlah Hari Tuhan. Perintah Gereja ke-2: Pada Hari Minggu dan Hari Raya yang disamakan dengan Hari Tuhan, hadirilah Misa Kudus, dan jangan melakukan pekerjaan yang dilarang.

“Pada Hari Minggu dan Hari Raya Wajib umat beriman berkewajiban untuk ambil bagian dalam Misa; selain itu, hendaknya mereka tidak melakukan pekerjaan dan urusan-urusan yang merintangi ibadat yang harus dipersembahkan kepada Allah atau merintangi kegembiraan Hari Tuhan atau istirahat yang dibutuhkan bagi jiwa dan raga.” (Kanon 1247)

Selengkapnya 10 Hari Raya Wajib itu adalah (Kanon 1246):
Hari Kelahiran Tuhan Kita Yesus Kristus, Penampakan Tuhan, Kenaikan Tuhan, Tubuh dan Darah Kristus, Santa Perawan Maria Bunda Allah, Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda dan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Santo Yusuf, Rasul Santo Petrus dan Paulus, dan akhirnya Hari Raya Semua Orang Kudus.

Jadwal Misa Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus Ke Surga di paroki Santo Yakobus:
Puri Widya Kencana Blok LL No. 1.
Citraland, Surabaya, Indonesia
Rabu, 16 Mei 2012
jam 18:00 WIB

Kamis, 17 Mei 2012
jam 06:00, 08:00, 10:00 dan 18:00 WIB

PS (Post Scriptum; Catatan):
Kenaikan Yesus Kristus adalah peristiwa yang terjadi 40 hari setelah Kebangkitan Yesus, dimana disaksikan oleh murid-murid-Nya, Yesus Kristus terangkat naik ke langit dan kemudian hilang dari pandangan setelah tertutup awan, seperti yang dicatat dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.

Kitab Kisah Para Rasul mencatat lebih detail mengenai percakapan antara Yesus dan murid-murid-Nya menjelang kenaikan-Nya.
Para murid Yesus digambarkan masih belum memahami benar arti seluruh peristiwa yang mereka alami. Banyak dari mereka yang masih berharap bahwa Yesus akan memulihkan kerajaan Daud yang runtuh sejak dikalahkan oleh Kerajaan Babel. Tetapi Yesus mempunyai misi lain yang bukan dari dunia. Ia berpesan kepada murid-muridnya: "... kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Dan sesudah meninggalkan pesan itu, dicatat bahwa Yesus terangkat ke sorga, sambil disaksikan oleh murid-muridnya. Peristiwa itu membuat mereka tercengang. Namun dua malaikat Tuhan menampakkan diri dan mengingatkan mereka akan pesan yang telah diberikan Yesus kepada mereka.

Selama 40 hari setelah kebangkitan-Nya pada hari Minggu, tiga hari sesudah kematian-Nya di atas kayu salib, Yesus menunjukkan diri-Nya kepada para murid, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Yesus berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.

Percakapan terakhir sebelum kenaikan
Pada hari kenaikan-Nya, ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang--demikian kata-Nya--"telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."

Percakapan ini rupanya berlanjut sambil berjalan ke luar kota Yerusalem ke arah Betania di sebelah timur.
Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?"
Jawab Yesus: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Peristiwa Kenaikan

Injil Markus, Injil Lukas dan Kitab Kisah Para Rasul mencatat peristiwa ini. Injil Matius dan Injil Yohanes tidak menyebutkan secara jelas.

1) Injil Markus mencatat bahwa sesudah Tuhan Yesus menyampaikan pesan-pesan terakhir kepada murid-murid-Nya, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.(Markus 16:19)

2) Injil Lukas mencatat: Yesus membawa mereka ke luar kota Yerusalem sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.(Lukas 24:50-52)

3) Kisah Para Rasul mencatat: Sesudah Yesus mengatakan kata-kata terakhirnya, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."

Hari raya Kenaikan Yesus Kristus atau Kenaikan Isa Almasih (Mikraj Isa Almasih) adalah nama hari raya umat Kristen untuk memperingati kenaikan Yesus ke sorga. Perayaan berpindah ini selalu jatuh pada hari Kamis, 40 hari setelah hari raya Paskah, 10 hari sebelum hari raya Pentakosta.

10 Hari Raya Wajib

quoting status of Tradisi Katolik. : Hari Raya Kenaikan Tuhan besok adalah salah 1 dari 10 Hari Raya Wajib Gereja Katolik. “Pada Hari Minggu dan Hari Raya Wajib umat beriman berkewajiban untuk ambil bagian dalam Misa; selain itu, hendaknya mereka tidak melakukan pekerjaan dan urusan-urusan... yang merintangi ibadat yang harus dipersembahkan kepada Allah atau merintangi kegembiraan Hari Tuhan atau istirahat yang dibutuhkan bagi jiwa dan raga.” (Kanon 1247)

Selengkapnya 10 Hari Raya Wajib itu adalah (Kanon 1246):
Hari Kelahiran Tuhan Yesus Kristus : 25 Dec

Hari Raya Penampakan Tuhan : 6 Januari

Hari Kenaikan Tuhan

Hari Raya Tubuh & Darah Kristus : 60 hari Sesudah Paskah

Santa Perawan Maria Bunda Allah : 1 Januari

Santa Perawan Maria Dikandung tanpa Noda Dosa : 8 Desember

Santa Perawan Maria diangkat ke Surga : 15 Agustus

Santo Yusuf : 19 Maret

Santo Petrus & Paulus : 29 Juni

Hari Raya Semua Orang Kudus : 1 November

SANTO ANDREAS BOBOLA

Santo Andreas Bobola, Martir. Andreas Bobola lahir di Sandomir pada 30 November 1591 dalam sebuah keluarga aristokrat di Polandia. Pada usianya 19 tahun, Andreas masuk novisiat Serikat Yesus di Vilna, Lithuania. Pada tahun 1622 ia ditabhiskan menjadi imam. Sebagai imam baru, Andreas bekerja di Paroki Santo Kasimir di Vilna sampai tahun 1630. Ia dikenal sebagai seorang pengkhotbah ulung yang mempertobatkan banyak orang dengan ajaran-ajaran dan cara hidupnya. Ia juga memimpin Kongregasi Maria di Polandia. Setelah enam tahun menjadi pemimpin biara Yesuit di Bobrinsk, ia kembali melanjutkan karya misionernya. Pada waktu itu, Polandia dan Lithuania dilanda suatu skisma besar. Banyak orang Gereja Katolik bergabung dengan Gereja Orthodoks yang memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma. Skisma ini terus berkembang luas karena didukung oleh kekuatan militer Rusia. Menghadapi skisma ini, Andreas meningkatkan usaha-usahanya untuk mempertobatkan banyak orang dan mempersatukan kembali gereja Polandia dan Lithuania di bawah naungan Gereja Katolik Roma. Karena usaha-usahanya ini, para serdadu menangkap dia, menyiksa dan membunuhnya dengan kejam. Mereka menanamkan Andreas ‘Duszochivat’, yang berarti pemburu jiwa-jiwa, Andreas mati sebagai martir Kristus di Janow pada tanggal 16 Mei 1657. Bangsa Slavia menghormatinya sebagai pelindung semua orang yang menderita penganiayaan karena kesetiaan pada satu gereja universal. Andreas Bobola, SJ dibeatifikasi pada 30 Oktober 1853 oleh Paus Pius IX, dan kemudian resmi dinyatakan sebagai ‘Santo’ setelah dikanonisasi pada 17 April 1938 oleh Paus Pius XI.

Monday, May 14, 2012

INGATLAH, DERITAMU BUKAN YANG TERBERAT DALAM HIDUP INI

Renungan pagi hari Selasa, 15 Mei 2012

Seorang ibu (tanpa sebut nama) bercerita denganku tentang pengalaman hidupnya. Setiap kali dalam perjumpaan kami, ia selalu mengeluhkan beratnya beban yang ia tanggung, bahkan sudah pada tingkat stress berat. Ia tidak tahan diperlakukan majikannya dengan semena-mena. Ia tidak ingin mendengar teman sekerjanya mengejeknya sebagai karyawan yang tidak berilmu, karena pendidikannya hanya D1 sementara rekan kerjanya minimal D3, bahkan kebanyakan S1 dan S2. Beban berat di pundaknya tidak mampu lagi ia tanggung. Belum lagi persoalan rumah tangga yang semuanya seolah-olah hanya tanggung jawabnya sendiri mengurus 4 orang anak. Sedangkan suami, tidak usah ditanya. Biarlah ia melakukan apa yang ia kehendaki menuruti kesenangan dan hawa nafsunya. “Ini tahun paling berat dalam hidupku” katanya dengan linangan air mata.

Kisah hidup wanita ini memancing saya ikut terharu, dan menguji kesabaran saya untuk setia mendengarkannya, walaupun berat bagiku. Saya takut juga jangan—jangan cara saya membantunya akan membuat kami menjadi salah arah. Syukurlah bahwa hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. Saya mencoba membantunya dengan mengisahkan pengalaman Paulus dan Silas di penjara Filipi. Oleh karena tugasnya yang mulia, Paulus dan Silas rela ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Bagi orang di luar penjara barangkali akan mengatakan, inilah akhir dari karya Paulus. Pemenjaraannya akan memaksanya berhenti mengkotbahi orang banyak. Bagi banyak orang, pengurungan seseorang dalam penjara sebagai akhir dari karir hebatnya. Singkat kata, pemenjaraan fisik adalah cara paling gampang mematikan kebebasan seseorang sehingga muncullah seperti kata-kata Yesus di salib: selesailah sudah! Tetapi pikiran itu ternyata salah. Apa yang terjadi di penjara Filipi adalah Paulus tidak terpuruk dan mati kutu dio penjara. Paulus dan Silas masih bisa berdoa dan mewartakan Injil di sana. Bahkan Paulus pun bisa bekerja di sana dengan menuliskan beberapa surat yang ia kirimkan untuk meneguhkan iman umat. Ketika terjadi keajaiban gempa bumi melanda kota itu sehingga pintu-pintu penjara terbuka lebar yang memungkinkan semua narapidana untuk kabur melarikan diri, Paulus dan Silas tidak melarikan diri.

Ia malah menghibur dan menguatkan penjaga pintu penjara yang berniat bunuh diri karena kejadian yang menghebohkan itu. Hal yang menakjubkan adalah, penjaga penjara itu malah bertobat dan memberi diri dibaptis bersama seluruh keluarganya setelah mendengar pengajaran Paulus. Pengalaman Paulus dan Silas ini memberikan pelajaran berharga bagi kita bahwa pengekangan dan beban berat ternyata bukan masalah yang perlu ditakutkan. Keberhasilan dan kemampuan kita untuk melewati segala rintangan, itulah yang membuat kita menang. Tidak perlu bersedih hati dan merasa diri terbuang bilamana tantangan datang silih-berganti dalam hidup kita. Orang lain di luar sana juga banyak menderita lebih berat dari kita. Badan bisa lemah tetapi jiwa kita haruslah tetapi hidup. Ingatlah semangat Paulus yang tidak memandang pemenjaraan sebagai pengekangan dan pematian semangatnya. Dalam situasi apa pun ia tetap bisa mewarta. Ia menerima semua pengalaman hidup itu dalam semangat iman. Hendaknya kita juga mampu bangkit dan tetap bersemangat walaupun dalam situasi yang berat. Yesus berkata dalam Injil kepada para murid yang bersedih karena merasa bahwa Yesus akan meninggalkan mereka: “Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jika Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak adakan datang kepadamu, tetapi jika Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu” (Yoh 16:7). Kita bisa merasa ditinggalakan Yesus ketika kita dalam masalah, tetapi Roh Penghibur selalu ada bersama kita. Roh itulah yang selalu menguatkan kita dan memberikan kemampuan bagi kita. Mohonkalah selalu pendampingan Roh itu dalam hidupmu. Ingatlah, deritamu bukanlah yang terberat dalam hidup ini!

Tanpa Judul

Renungan Harian Hanya Pengembara Kejadian 12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 134; 2 Korintus 7; 1 Tawarikh 3-4 Seorang pengembara dan seorang tuan tanah akan memiliki cara pandang yang berbeda terhadap kehidupan. Katakanlah dalam sebuah perjalanan panjang dan lama, mereka bepergian bersama-sama. Di tengah jalan, keduanya kehilangan jalan dan tersesat. Si pengembara yang terbiasa meninggalkan apapun miliknya di rumah tidak perlu merasa kuatir. Sedangkan si tuan tanah yang terbiasa mengawasi bisnisnya seringkali merasa gelisah, tertekan dan kuatir memikirkan harta kekayaannya. Ketika Abraham dipanggil untuk pergi ke tempat asing yang tidak diketahui arah tujuannya, dia pergi dengan tenang. Mengapa? Dia memiliki mental pengembara dan ia tahu rumahnya yang sejati dan abadi adalah di sorga sana. Dia juga percaya, seperti yang penulis Ibrani katakan, bahwa Allah telah menyiapkan kota yang abadi baginya. Abraham, pada saat ia dipanggil, telah hidup nyaman dan kaya di kampung halamannya. Jika dia lebih berpegang pada kenyamanan yang ‘dekat', maka dia tidak dapat melihat pada ‘harta' yang jauh namun pasti. Abraham tahu bahwa rumahnya bukan di dunia, tetapi di kota abadi yang Allah telah rancangkan bagi dia. Memiliki mental tuan tanah selama hidup di dunia ini akan membawa kita kepada kegelisahan dan banyak kekuatiran yang sia-sia. Pekerjaan dan kantor pun bisa menjadi ‘ruang nyaman' yang mengikat jika kita mempunyai mental ‘tuan tanah'. Seorang pengembara hidup bebas, percaya dan berjalan dengan Allah, serta melayani dan memberi termasuk lewat pekerjaannya karena dia tahu dunia bukan rumahnya. Di sana, di kota abadi, itulah tempat perhentian terakhir dan sejati. Milikilah mental pengembara yang senantiasa menggantungkan hidupnya sepenuhnya hanya kepada Tuhan.

Sunday, May 13, 2012

MOHONKANLAH ROH KUDUS SETIAP KALI MENGAMBIL KEPUTUSAN

Renungan pagi hari Senin, 14 Mei 2012 Kisah pemilihan Matias sebagai rasul pengganti Yudas Iskariot, yang pestanya dirayakan oleh Gereja hari ini, memberikan suatu pengajaran berharga bagi kita akan pentingnya doa dalam setiap segi hidup kita. Jemaat yang berkumpul untuk memilih pengganti Yudas Iskariot yang telah bunuh diri setelah menghianati Yesus, berkumpul berdoa bersama dan mengambil undi untuk menentukan siapakah yang paling pantas menduduki satu kursi dalam jajaran 12 rasul. Kursi itu sekarang sedang lowong karena Yudas telah mengambil jalan seturut kehendaknya sendiri. Sementara itu ada 2 orang calon yang dianggap unggul dan pantas untuk menjadi rasul ke-12, yakni Yustus (Barsabas) dan Matias. Keduanya memenuhi kriteria seturut pandangan manusia, tetapi apakah sesuai menurut pandangan Allah? Kita tidak tahu tahu! Dalam suasana bingung menentukan siapakah satu orang dari mereka berdua yang paling pantas menurut kehendak Allah, perlulah kekuatan doa. Semua orang yang berkumpul itupun berdoa mohon terang Roh Kudus: "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan..." (Kis 1:24). Doa mereka dibarengi dengan tindakan membuang undi. Peristiwa pemilihan Matias sedikit banyak mengingatkan kita pada moment konklaf (pemilihan paus) dalam Gereja Katolik. Setiap kali terjadi pemilihan Paus yang baru, para kardinal seluruh dunia akan berkumpul di Roma. Mereka berdoa dengan khusuk di kapel sixtina untuk memohonkan petunjuk Roh Kudus menentukan siapakah dari antara orang-orang terpanggil itu yang patut menjadi penerus Takhta Petrus. Pada saat penting seperti itu lagu 'Datanglah Roh Mahakudus' (Veni Creator Spiritus) akan dinyanyikan dengan agung, suatu petunjuk bahwa orang yang akan bertugas menjadi abdi Allah itu bukanlah pilihan manusia semata melainkan pilihan Allah sendiri. Sedemikian maka terpenuhilah apa yang dikatakan Yesus lewat penginjil Yohanes: "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap..." (Yoh 15:16). Hal semacam ini bukan hanya berlaku bagi pemilihan paus, tetapi juga dalam hidup kita masing-masing. Jika Anda sedang bingung menentukan pilihan hidup mau jadi kaum berjubah atau awam biasa, pun perlu memohon pertimbangan dari Roh Kudus. Jika Anda sedang bingung menentukan satu dari beberapa orang yang akan menjadi pendamping hidupmu, mohonkanlah terang dan campur tangan Roh Kudus. Jika Anda mau menentukan tanggal pernikahan Anda, tidak usah tanya dukun atau melihat shio, mintalah terang Roh Kudus, nyanyikan 'Veni Creator Spiritus', niscaya Ia akan menerangi hati nuranimu untuk memutuskan yang terbaik bagimu. Dengan demikian, pilihanmu bukan lagi menurut selera manusia, tetapi sudah menjadi pilihan Allah. Semoga St. Matias juga mendoakan kita semua.

KUPANGGIL NAMAMU KASIH...

Kasih...demikianlah nama itu selalu disebut saat kuberjumpa dengan insan dari aneka suku, budaya, daerah dan agama. Kasih demikianlah suara orang-orang menyapamu, meski aku sendiri tak pernah bersua denganmu dalam jabat tangan perkenalan. Ingin sekali aku berjumpa denganmu, menatap wajahmu seraya mengurai cerita dan kisah kehidupan ini. Aku mencarimu ke mana saja saat kudengar namamu disebut. Namun semakin aku mencarimu, yang kutemukan hanya sebuah nama sapaan insan-insanku: KASIH. Semua orang mengagungkan engkau. Setiap orang, di manapun dan kapanpun kami berada selalu berkisah tentang kelembutanmu, tentang kesabaran, tentang kerendahan hatimu, tentang ketidakcemburuanmu, tentang ketabahanmu. Begitu agung pribadimu, begitu sahaja sifat dan semangat hidupmu, demikian ungkapan rasa banggaku padamu. Aku terus mencari rimbamu, pesonamu yang memesonakan setiap insan, namun hanya namamu yang selalu kudengar dari insan-insanku yang tekun menyebut namamu, yang setia hadir dalam hidupku. Di manakah engkau Kasih...? tanyaku mencari dirimu. Ada yang mengatakan engkau ada dalam hatiku, engkau ada dalam wajah-wajah sederhana yang tekun, tabah, sabar dan setia. Ada yang mengatakan engkau adalah tangan yang memberi pertolongan, bibir yang memberikan ilham-ilham peneguhan, kaki yang melangkah mendatangi jiwa yang keluh, hati yang membuka diri menerima siapapun, diri yang mengorbankan wakt, tenaga dan perasaan untuk sesamanya. Ada yang melambangkan hadirmu dalam sekuntum mawar, dalam sebungkus cokelat atau kado ulang tahun dan lainnya. Meski terus kudengar namamu dipuji, hidupmu disanjung aku tak berhenti mencarimu. Kucari di setiap sudut-sudut ruang bathin dengan satu harapa bertemu dengamu Kasih. Semakin aku mencarimu, semakin banyak pula kutemukan khianat para insan yang membanggakanmu. Semakin aku mencarimu, aku semakin bertanya mengapa ada khianat di hati ini yang katanya ruang engkau hidup bersamaku, bersama manusia-manusiaku. Kemarin, hari ini kudengar rasa bangga tentang hidupmu, semua terpesona dengan cara hidupmu, namun mataku melihat sendiri tangan-tangan serakah memagut jiwa yang lemah, suara-suara angkuh mencaci dan mencemoh raga yang letih, ruang-ruang jiwa yang menyimpan sejuta iri, dengki, dendam dalam pohon keegoisan. Inikah jiwa yang membanggakan dan mengagungkan engkau jika namamu KASIH yang dipuja telah kehilangan makna oleh nista insan manusia? Dalam peziarahan keheningan iman dan bathin, engkau datang menyapaku dalam satu untain penyadaran; AKU BUKAN BERADA DI LUAR SANA. AKU TIDAK KE MANA-MANA. AKU TIDAK MENYEMBUNYIKAN PARASKU. AKU ADALAH ENGKAU. BERHENTILAH MENCARIKU, KARENA SEMAKIN ENGKAU MENCARIKU, KECEWA YANG KAU DAPATKAN LANTARAN ENGKAU TIDAK PERNAH MENDAPATKAN AKU. JANGAN BERHARAP BERTEMU DENGANKU. KARENA AKU YANG KAU SAPA, KAU DENGAR, KAU BANGGAKAN ADALAH ENGKAU SENDIRI YANG SEJATINYA MENGASIHI DENGAN NAMAKU KASIH UNTUK JIWA-JIWA YANG HAUS AKAN KASIH...BERHENTILAH MENCARIKU...TAPI PERGILAH DAN MASUKI JIWA-JIWA YANG TANDUS AKAN NAMAKU DENGAN HIDUPMU, DIRIMU YANG ADALAH KASIH ITU SENDIRI KARENA DIA ADALAH KASIH YANG MENGASIHIMU. Mendengar sapa suanya...aku hanya menjawab; terima kasih karena AKU BOLEH MEMANGGILMU KASIH tanpa harus mencari rimbamu, tanpa harus menunggu untuk dikasihi, lantaran KASIHMU ADALAH HIDUPKU UNTUK MENGASIHI (bdk. Yoh 15:9-17).

MARI SAATNYA KITA MENGUMPULKAN BEKAL UNTUK PERJALANAN ABADI

Permenungan pagi: Sebuah geresan tinta cintaku untuk sahabat-sahabatku) Aku teringat akan sebuah pepata kuno: hidup di dunia ini hanya sementara aja, karena kita sementara bersiarah menuju tujuan hidup kita yang kekal yakni Surga Abadi. Disanalah Rumah kediaman kita yang sesungguhnya. Rumah yang penuh dengan cinta yang sejati, kedamaian yang abadi dan kekeluargaan yang harmonis. Ya memang hidup kita adalah sementara. kata Ebet G. Ade "numpung masih ada waktu buat kita, marilah kita mengumpulkan bekal untuk perjalanan abadi". Pertanyaannya apa bekal yang mau kita kumpul?. Tidak lain adalah hal-hal yang baik. Hidup kita menjadi berarti dgn menyalurkan rahmat Allah bagi sesama. Kita tampil dan menyalurkan kedamaian bagi sesama. Hadir untuk membawa kedamaian dan bukan permusuhan. Saatnya sekarang kita perlu berefleksi bahwa hidup kita didunia hanyalah sementara, bukan abadi. Apa yang kita alami saat ini mari kita syukuri itu sebagai anugrah terindah dari Tuhan. Saatnya kita mengunakan semua rahmat yang diberikan Tuhan dengan terus berbagi kasih dan saling membantu. Inilah bekal hidup yang harus kita kumpulkan. Jadi yang mengasikkan bukan dimana kita berada melainkan kemana kita tuju. Dan semuanya indah ketika kita boleh menikmati bekal-bekal yang kita kumpulkan dan tiba di rumah Abadi. Surga yang Indah. Hidup bersama Allah Sang Jiwa kita. Amin.................... Mat pagi.....Tuhan memberkati.

Saturday, May 12, 2012

ALLAH MENGASIHI KITA SEMUA TANPA BATAS

Renungan pagi hari Minggu paskah VI, 13 Mei 2012 Seorang ibu yang sudah mulai jenuh dengan tingkah anaknya yang baru berumur 13 tahun, mulai mencari cara lain bagaimana supaya anaknya itu kelak tidak menjadi anak manja. Hingga anaknya mengunjak usia 13 tahun, ibunya selalu memberikan apa saja yang diminta anaknya. Dia minta mobil-mobilan, si ibu pasti membeli. Dia minta helikopter yang pakai remote, si ibu pasti beli. Dia minta HP, si ibu pasti beli. Itu dilakukannya karena cinta dan kasihnya kepada si anak. Ia ingin menyenangkan hati anak tunggalnya. Maklumlah, kalau anaknya menangis, si ibu pasti ikut menangis sedih karena tidak sanggup melihat anak semata wayangnya sedih. Tetapi makin lama si ibu semakian sadar bahwa hal itu akan merusak masa depan anaknya. Setelah umur 13 tahun, si ibu mulai berpikir mendidik anaknya lebih tegas. Namun selagi mereka hidup di rumah, cara yang dianggap tegas pun belum mampu juga mengubah si anak. Akhirnya si ibu memasukkan anaknya ke sebuah asrama Katolik yang dikelola bruder. Di asrama, si anak tidak bisa bebas meminta apa pun karena ia mesti sama dengan anak yang lain. Hidupnya begitu disiplin dan ketat. Tetapi situasi itu secara langsung telah mengubah mentalitasnya. Ia tidak lagi cengeng, tidak manja dan tidak gampang merengek. Bagi si ibu, itulah cara terbaik menunjukkan kasihnya demi masa depan si anak. Biarpun teras menyakitkan, tetapi hasilnya luar biasa. St. Yohanes, dalam suratnya yang pertama, mengatakan bahwa Kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi, berarti ia berasal dari Allah dan mengenal Allah. Sebaliknya, barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah Kasih. Sebagai bukti bahwa Allah mengasihi kita adalah Ia telah mengutus Anak-Nya yang tunggul ke dunia, supaya kita hidup oleh-Nya (1Yoh 4:7-10). Inilah tanda kasih Allah yang terbesar kepada kita, yakni pengorbanan. Allah mengutus Putera-Nya sendiri ke tengah-tengah kita dan berkorban sampai mati demi kita. Tiada kasih lebih tinggi dari itu. Oleh karena itulah penginjil Yohanes (Yoh 15:9-17) kembali menekankan inti Perintah Yesus, yakni mengasihi dengan sempurna dengan cara PENGORBANAN DIRI. Siapa yang mengatakan bahwa ia mengasihi, maka ia harus rela berkorban, sama seperti Yesus. Orang yang dengan tulus mengasihi tidak akan pernah memandang siapa dan bagaimana orang yang membutuhkan kasihnya. Dalam dunia yang beraneka ragam suku, ras, agama, golongan, ideologi dan partai amat sulitlah untuk memaksa setiap orang untuk satu dalam pemikiran dan pandangan. Paling berat lagi adalah memaksa satu paham untuk semua. Namun biarpun kesulitan semacam ini sangat nyata di hadapan kita, tetapi untuk mewujudkan kasih satu sama lain pastilah sesuatu yang mungkin bisa dilakukan. Dalam banyak bencana dan kemalangan yang kita hadapi di negara kita, sangat nampak jelas bahwa rasa persaudaraan sebagai sesama manusia amat terasa menonjol. Kita gempa menimpa satu daerah, ketiga tsunami melanda satu daerah, kita tidak lagi memandang agama atau suku untuk membantu. Rasa kasih sebagai manusia berbicara begitu saja. Entah apa pun yang mendasari tindakan itu tetapi dalam level kegiatan dan keprihatinan bersama kita sungguh merasakan bahwa kita sama-sama anak-anak Allah. Semakin teranglah bagi kita apa yang dikotbahkan Petrus di rumah Kornelius di Kaisarea: “Sesunggunya aku telah mengerti bahwa Allah tidak membeda-bedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Allah dan mengamalkan kebenaran, berkenan kepada-Nya” (Kis 10:25-48). Allah punya kuasa untuk memberikan rahmat-Nya kepada siapa pun seturut belas kasih dan kerahiman-Nya. Biarpun terkadang bentuk kasih itu menyakitkan, tetapi tujuannya demi kebaikan kita sendiri. Hal-hal berat yang kita alami merupakan cara Allah menunjukkan kasih-Nya bagi kita. Dan Ia mengharapkan kita untuk melanjutkannya. Maka kita semua harus selalu bertanya, sudah sebesar apakah kasih-Mu dapat kujalankan ya Tuhan? Di bawah bimbingan Roh Kudus yang sama dengan Roh yang meliputi orang-orang yang mendengar kotbah Petrus, marilah kita selalu berikhtiar mencari jalan yang tepat untuk meneruskan karya penyelamatan Kristus di dunia ini. Ia datang untuk keselamatan dunia kita semua. Marilah bekerjasama menciptakan dunia yang baru dan penuh damai berisi kasih dan saling memaafkan. Salam Kasih.

APA ARTINYA DOA SALAM MARIA? Ada apa di balik Doa Salam Maria

Dalam Gereja Katolik, keyakinan bahwa kita bersatu dalam doa dengan yang lain diungkapkan dalam doa kepada Bunda Maria, Bunda Yesus, dan kepada para kudus. “Kita percaya akan persekutuan para kudus” yang berdoa bersama kita dan bagi kita, dalam persatuan dengan Yesus Kristus. Doa yang indah bagi Bunda Maria dalam tradisi Katolik adalah doa Salam Maria. Bagian pertama dari doa tersebut berkembang dalam abad pertengahan ketika Maria, Bunda Yesus, menjadi perhatian umat Kristiani sebagai saksi terbesar atas hidup, wafat serta kebangkitan Kristus. Bagian awal doa merupakan salam Malaikat Gabriel di Nazaret, menurut Injil Lukas: Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu, Dengan perkataan tersebut, malaikat Tuhan menyatakan belas kasih Ilahi. Tuhan akan menyertai Maria. Maria akan melahirkan Yesus Kristus ke dunia. Bagian selanjutnya, adalah salam yang disampaikan kepada Maria oleh Elisabet, sepupunya, seperti ditulis dalam Injil St. Lukas: terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus. Dan akhirnya, pada abad ke-15, bagian doa selanjutnya ditambahkan: Santa Maria, bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. Bagian doa tersebut memohon kepada Maria, yang penuh rahmat serta dekat dengan Putra-nya, untuk mendoakan kita orang berdosa, sekarang dan saat ajal menjelang. Bersama dengan murid kepada siapa Yesus mempercayakan ibunda-Nya di Kalvari dengan mengatakan “Inilah ibumu!”, kita mengakui Bunda Maria sebagai bunda kita. Bunda Maria akan senantiasa mendekatkan kita pada Kristus. Sejak dari permulaan Bunda Maria mengenal-Nya; ia menjadi saksi atas hidup, wafat dan kebangkitan Kristus; tidakkah Bunda Maria akan membantu kita untuk lebih mengenal Putra-nya dan misteri hidup-Nya? Kita mengandalkan belas kasih Bunda Maria kepada kita seperti yang ia lakukan bagi pasangan pengantin di Kana, di Galilea. Kita mempercayakan segala kebutuhan kita kepada Bunda Maria. Pada akhir abad ke-16, kebiasaan mendaraskan 150 Salam Maria dalam suatu rangkaian doa atau perpuluhan menjadi populer di kalangan umat Kristiani. Dalam doa-doa tersebut, peristiwa-peristiwa hidup, wafat dan kebangkitan Yesus direnungkan. Praktek doa itu sekarang dikenal sebagai Doa Rosario. Bunda Maria senantiasa menjadi teladan iman dan pelindung orang-orang Kristen yang percaya. Ketika Malaikat Gabriel datang kepadanya, ia percaya akan warta yang disampaikan malaikat dan tetap teguh pada imannya tanpa ragu sedikit pun meskipun harus melewati pencobaan gelap Kalvari. Bunda Maria mendampingi kita juga yang adalah saudara dan saudari Putra-nya, sepanjang ziarah kita di dunia yang penuh dengan kesulitan dan mara bahaya. Selama berabad-abad telah banyak umat Kristiani mengakui bahwa Salam Maria dan Rosario merupakan sumber rahmat rohani. Doa rosario adalah doa yang sederhana sekaligus mendalam. Rosario dapat dilakukan siapa saja, pengulangan kata-katanya mendatangkan kedamaian bagi jiwa. Renungan akan kisah hidup Yesus dalam peristiwa-peristiwa gembira, cahaya, sedih, maupun mulia dimaksudkan agar diamalkan dalam hidup kita sendiri. Melalui peristiwa-peristiwa tersebut, kita berharap untuk “meneladani apa yang diteladankan dan memperoleh apa yang dijanjikan”. Dikutip dari Situs Yesaya..