Thursday, May 3, 2012
SETIAP KARYA PERUTUSAN GEREJA BERAKAR DAN MENGAMBIL KEKUATAN DARI MISTERI EKARISTI
Paus Yohanes Paulus II: 60. Pada fajar millennium ketiga ini, kita, anak-anak Gereja, terpanggil untuk menempuh perjalanan hidup kristiani dengan entusiasme yang terbaharui. Sebagaimana saya tuliskan dalam Surat Apostolik ‘Ambang Milenium Baru’ (Novo Millennio Inuente), “halnya bukanlah perkara menemukan ‘program baru’. Programnya sudah ada. Program ini sudah terdapat dalam Injil dan dalam Tradisi yang hidup: programnya tetap sama. Pada akhirnya, program ini berpusat pada Kristus sendiri, Dia yang untuk dikenal, dikasihi dan diteladani, agar kita di dalam Dia dapat menghayati hidup Tritunggal Mahakudus, dan dengan Dia mengubah sejarah hingga penggenapannya di dalam Yerusalem surgawi.” [No. 29: AAS 93 (2001), 285]. Perwujudan program ini dengan dorongan hidup Kristen yang diperbaharui berlangsung lewat Ekaristi. Setiap komitmen terhadap kesucian, setiap kegiatan yang diuraikan kepada pelaksaan misi Gereja, setiap perencanaan karya pastoral, harus menarik kekuatan yang dibutuhkan justru dari misteri Ekaristi, dan pada gilirannya diarahkan misteri itu, sebagai puncaknya. Kita menemukan Yesus dalam Ekaristi, kita menerima kurban penebusan-Nya, kita mendapat kebangkitan-Nya, kita menyambut karunia Roh Kudus, kita menyembah, menaati, dan mengasihi Bapa. Sekiranya kita meremehkan Ekaristi, bagaimana kita sanggup mengatasi keterbatasan kita? ------------------ [Dikutip dari Ensiklik Paus Yohanes Paulus II, ECCLESIA DE EUCHARISTIA (Ekaristi dan Hubungannya dengan Gereja), Vatikan: Roma, 2003. Diterjemahkan oleh Mgr. Anicetus B. Sinaga OFM.Cap dan diterbitkan oleh Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2004].
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment