(Lanjutan permenungan paskah, dari Ensiklik ECCLESIA DE EUCHARISTIA)
Paus Yohanes Paulus II berkata:
31 Bila Ekaristi adalah pusat dan puncak hidup Gereja, maka haruslah juga menjadi pusat dan puncak dari pelayanan imamat. Dengan demikian, penuh rasa syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, saya ulangi bahwa, Ekaristi “adalah prinsip dan inti alasan pengadaan sakramen imamat, yang memang timbul pada saat pendasaran Ekaristi. [lih. Surat Apostolik ‘Perjamuan Tuhan’ (Dominicae Cenae) (24 Februari 1980), 2: AAS 72 (1980), 115.
Para imam memang terlibat dalam sangat banyak kegiatan pastoral. Bila kita menimbang keadaan sosial dan budaya dunia modern, maka dengan gampang dapat dimengerti bahwa secara nyata para imam menghadapi ‘resiko kehilangan pusat perhatian’ di tengah ragam begitu banyak tugas. Konsili Vatikan II melihat dalam karitas pastoral untaian pengikat kesatuan hidup dan karya imam. Konsili mencatat bahwa untaian itu “terutama mengalir dari Kurban Ekaristi, yang justru merupakan pusat dan akar seluruh hidup imam (PO 14).
Demikianlah kita dapat mengerti betapa pentingnya bagi hidup rohani seorang imam, dan juga demi kebaikan Gereja dan dunia, agar para imam mengikuti anjuran Gereja merayakan Ekaristi setiap hari: “Karena walaupun umat beriman tak dapat hadir, perayaan ini adalah perbuatan Kristus dan Gereja.” [PO 13; KHK kan 904; KHK Gereja Timur, kan 378]. Dengan cara yang demikian para imam akan sanggup mengatasi tegangan-tegangan harian, yang mungkin membuyarkan pemusatan perhatian, dan, dalam Kurban Ekaristi, mereka akan menemukan – pusat sejati hidup dan pelayanan mereka – kekuatan rohani yang dibutuhkan untuk mengolah pelbagai tanggung jawab pastoral. Dengan demikian, kegiatan harian mereka akan sungguh bersifat Ekaristi.
Sentralitas Ekaristi dalam hidup dan pelayanan para imam adalah landasan keterpusatannya pada ‘peningkatan promosi panggilan imam’. Justru dalam Ekaristilah doa bagi panggilan paling mesra bersatu dengan doa Kristus, sang Imam Agung Abadi. Serentak pula, kerajinan para imam melaksanakan pelayanan Ekaristi mereka, bersama dengan partisipasi yang sadar, aktif dan berdayaguna dari para umat berima dalam Ekaristi, akan meyakinkan generasi muda, melihat perteladanan tangguh mereka, semakin rela menjawab panggilan Tuhan. Betapa sering, justru perteladanan kehangatan karitas pastoral imamlah, yang digunakan oleh Allah, untuk menaburkan dan membuahkan benih panggilan imam dalam hati generasi muda.
[Dikutip dari Ensiklik Paus Yohanes Paulus II, ECCLESIA DE EUCHARISTIA (Ekaristi dan Hubungannya dengan Gereja), Vatikan: Roma, 2003. Diterjemahkan oleh Mgr. Anicetus B. Sinaga OFM.Cap dan diterbitkan oleh Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2004].
No comments:
Post a Comment