Saturday, May 5, 2012

BERSATU DENGAN YESUS MEMBUATKU HIDUP

Renungan pagi hari Minggu Paskah V, 6 Mei 2012 Akhir-akhir ini sering saya membaca di media tertulis keluhan tentang listrik padam. Tanpa hujan dan tanpa petir tiba-tiba listrik mati. Di beberapa kota bahkan dalam sehari listrik sering padam berjam-jam dan berulang-ulang. Orang yang sudah biasa hidup dengan bantuan listrik akan merasakan sulitnya hidup tanpa listrik. Bahkan suatu kota akan terasa ‘lumpuh’ sekaligus semrawut (karena lampu lalulintas tidak menyala) oleh karena gangguan listrik. Kerja di kantor terbengkalai karena komputer tidak bisa difungsikan, berita ‘silet’ tidak bisa ditonton karena televisi di rumah tidak bisa dihidupkan, aktivas di mall-mall dan tempat perbelanjaan berhenti, petugas pompa bensin tidak bisa melayani konsumen dll. Apalagi jika daerah itu berada di daerah tropis yang setiap hari mesti pakai AC dan kipas angin, mereka akan semakin susah. Singkatnya, begitu banyak persoalan yang timbul jika listrik bermasalah. Entah apa pun penyebab listrik padam, yang jelas secara nyata efeknya bagi masyarakat luas sangat besar. Bisa saja karena pohon tumbang menyebabkan kebel-kabel listrik putus, maka orang yang berada di ujung sana terkena imbasnya. Bisa saja karena mesin generator sedang rusak. Resiko itu terjadi karena sistem jaringan listrik yang pakai kabel. Setiap orang yang ingin mendapatkan penerangan listrik harus bersedia menerima sambungan kabel di rumahnya. Jika tidak, maka ia tidak akan mendapatkan terang. Yesus hari ini bersabda pada kita: “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya [… ]. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak dapat berbuah, jika kamu tidak tinggal dalam Aku” (Yoh 15:1-4). Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai pokok anggur, yakni pusat dari mana segala sumber makanan disalurkan ke ranting dan sampai ke daun. Pokok anggur itulah yang menancap ke tanah untuk mengambil segala keperluan ranting-rantingnya. Untuk bisa bertahan hidup, ranting anggur harus tetap tersambung dan menyatu dengan pokoknya. Terputus dari pokok sama artinya dengan mati, kering. Yesus melukiskan diri-Nya sebagai pokok anggur dan kitalah ranting-rantingnya. Kita bisa hidup karena kita tetap tersambung dengan pokok kita yakni Yesus. Dari-Nyalah kita mendapat makanan yang kita perlukan. Dari-Nyalah kita hidup. Sama seperti generator listrik yang adalah pusat dan sumber terang bagi bola-bola lampu di rumah, yang tersambung dengan kabel, demikianlah kita dengan Kristus. Lepas dan terputus dari Dia, kita akan mati dan tidak berbuah apa-apa (ay. 5). Setiap kali kita menghidupkan listrik, kita bisa merenungkan sabda Yesus ini. Mungkin kita tinggal jauh ratusan kilometer dari pusat di mana generator listrik itu berada. Tetapi rumah kita tetap mendapat terang karena keterjalinan kabel listrik itu sendiri, bagaikan ranting dan dahan anggur yang saling menyatu dengan pokok. Yesus menjanjikan banyak hal untuk orang-orang yang bersatu dengan-Nya. Karena itu janganlah membiarkan diri kita terputus dari-Nya. Janganlah biarkan nyala kita mati. Jagalah saupaya kontak dan ketersambungan kita dengan Yesus tetap terjamin. Isilah kembali batereimu dengan latihan-latihan rohani, doa-doa, bacaan Kitab Suci, penerimaan sakramen-sakramen dan dengan perbuatan-perbuatan baik. Semoga kita semua tetap menjadi ranting yang menyatu dengan pokok kita, yakni Yesus supaya kita hidup dan berbuah. Damai sertamu.

No comments:

Post a Comment