Wednesday, May 2, 2012

TUHAN, APAKAH ENGKAU ADA?

Seorang anak SD kelas IV pada salah satu sekolah dasar Katolik di Samarinda, pernah mengatakan kepada kakaknya; kak saya tinggal di rumah kakak saja yah. Kenapa dek, tanya kakaknya. Kak, saya merasa sudah tidak nyaman lagi tinggal di rumah kak. Sebuah ungkapan dari seorang anak SD yang ketika direnungkan lebih dalam lagi dalam terang iman kita, maka ungkapan di atas dapat dirumuskan demikian; Kak, saya merasa Tidak ada Tuhan di rumah. Ketidaknyamanan atau penderitaan bathin yang dialami oleh seorang anak SD, melahirkan sebuah pertanyaan; apakah Tuhan Ada di dalam keluargaku yang menghadirkan kenyamanan dan kedamaian dalam keluarga. Atau di tengah situasi penderitaan bathin yang kualami di dalam keluarga; masih adakah Tuhan hadir di tengah situasi penderitaan dan ketidaknyamanan yang kualami? Jika Tuhan ada, tunjukkanlah itu!! Situasi demikian juga dialami oleh para rasul ketika Yesus menderita dan wafat di kayu salib menimbulkan ketakutan, ketidaknyamanan dan keragu-raguan dalam diri para Rasul terutama dalam diri Tomas sampai peristiwa kebangkitan dan penampakan Yesus pada para Rasul lainnya tidak dipercayai oleh Tomas. Peristiwa Kebangkitan dan penampakan Yesus menjadi sukacita dan kebahagiaan bagi para rasul lainnya, namun bagi Tomas tidak. Tomas justru menuntut bukti, fakta yang menunjukan Yesus sungguh sudah Bangkit. Tomas masih ragu dan tidak percaya hingga akhirnya Yesus bersabda kepadanya; “Berbahagialah yang tidak melihat namun percaya” sebagai sebuah kritikan kepada Tomas karena percaya setelah melihat Yesus (bdk. Yoh20:19-31). Keragu-raguan, ketidak percayaan akan adanya Tuhanpun bisa terjadi dalam kehidupan berumah tangga, komunitas dan masyarakat ketika berhadapan dengan situasi penderitaan. Berhadapan dengan situasi penderitaan; satu pertanyaan mendasar yang selalu muncul; “MASIH ADAKAH TUHAN DI TENGAH PENDERITAAN?” Masih adakah Tuhan di dalam keluarga; ketika rasa nyaman dan damai sudah tidak ada lagi. Masih adakah Tuhan di dalam masyarakat jika keadilan, kebenaran sudah diperkosa oleh kekuasaan dan uang, jika yang terjadi adalah penggusuran dan perampasan hak masyarakat kecil atas tanah, air dan lahan mereka? Berhadapan dengan penderitaan, keberadaan Tuhan bahkan kebangkitan Yesus dipertanyakan. Berhadapan dengan keragu-raguan Tomas yang menuntut bukti kebangkitan Kristus, Yesus menunjukan tangan dan lambungNya dan memerintahkan Tomas untuk menaruh jarinya pada lubang tangan Yesus dan mencucukan tangannya pada lambung Yesus bekas tikaman serdadu. Lubang tangan dan lambung Yesus adalah simbol penderitaan saat ini. Sesama bahkan kita sendiri tidak perlu meminta bukti seperti Tomas baru kita percaya, karena Luka-Luka Yesus (tangan dan lambungNya) sungguh-sungguh hadir dan nyata kita alami di dalam keluarga saat anak atau anggota keluarga tidak lagi nyaman tinggal di rumah, sesama kita diperlakukan tidak adil. Namun bagaimana luka-luka Yesus yang dialami saat ini dalam penderitaan bathin anak dan sesama sungguh membuat anak dan sesama kita percaya bahwa Yesus sungguh bangkit meski tak berhadapan muka? Kitalah dalam kehadiran yang mengorbankan tenaga, waktu, keluarga, pikiran dan perasaan sejenak untuk menciptakan kenyamanan, kedamaian, bersama memperjuangkan keadilan dan kebenaran, menjadikan penderitaan anak dan sesama sebagai bagian dari penderitaan kita adalah JAWABAN atas pertanyaan; TUHAN APAKAH ENGKAU ADA?”. Darah dan sengsara Yesus yang saat ini hadir dalam penderitaan bathin dan fisis yang dialami anak, sesama yang menderita karena ketidakadilan penguasa hanya menjadi simbol KERAHIMAN DAN BELAS KASIH ALLAH, kalau kita sebagai pengikutNya hadir dalam tindakan nyata untuk menunjukan kerahiman dan belas kasih Allah itu dengan menciptakan kedamaian, kerukunan dalam keluarga, keadilan dan berjuang bersama mereka yang tersingkirkan oleh kepentingan politik dan kekuasaan. Kita memiliki Kerahiman dan Belas Kasih Allah? Jika Memiliki, maka luangkan sejenak waktu, tenaga, pikiran dan perasaan kita sebagai luka-luka Yesus yang menyembuhkan agar meski berhadapan dengan penderitaan; Mereka tetap percaya bahwa Yesus sungguh sudah bangkit dan ada bersama mereka, meski tidak melihatNya. Amin Berbahagialah mereka Yang percaya meski tidak melihat: Tindakan nyata kita

No comments:

Post a Comment