Suatu hari ada seorang anak kecil yang sedang bermain di lapangan dekat rumah... Anak kecil itu sedang melihat-lihat sekeliling dan membelakangi matahari, lalu tiba-tiba dia tertarik melihat bayangannya sendiri...
Dia berjalan mengikuti bayangannya dengan harapan dia bisa berlari mendahului bayangannya. Semakin jauh dia berjalan, semakin jauh pula bayangan tubuhnya menjauh darinya. Semakin berlari sampai dia kecapekan tapi tak bisa-bisa dia meraih bayangannya itu. Saat itu ayahnya yang sedang mengamatinya menegurnya, "nak, apa yang kamu lakukan?", jawab sang anak "aku ingin mendahului bayanganku yah"
Tegur ayah lagi "jika kamu ingin mendahului bayanganmu, maka berlarilah menuju matahari, maka bukan kamu yang mengejar bayanganmu, melainkan bayanganmu yang mengejar kamu."
Cerita ini mengajak kita untuk merefleksikan kehidupan kita. Bayangan kita ilustrasikan sebagai angan-angan, nilai-nilai duniawi yang ingin kita raih. Sedangkan matahari adalah Tuhan. Saat kita berusaha mengejar keinginan-keinginan kita (jodoh,rejeki maupun kebahagiaan), tanpa disadari kita malah berlari meninggalkan Tuhan. Apa yang terjadi? Hal-hal yang kita inginkan itu malah semakin menjauh dari diri kita.
Yang perlu kita lakukan adalah "berbalik arah menuju matahari", yaitu kembali mengejar Tuhan, mengabdi kepadaNya dan selalu taat akan segala perintahNya maka semua apa yang kita inginkan tanpa kita sadari akan datang dengan sendirinya mengikuti kita.
No comments:
Post a Comment