(Lanjutan permenungan prapaskah dari Ensiklik ECCLESIA DE EUCHARISTIA)
Paus Yohanes Paulus II berkata:
9 Ekaristi sebagai kehadiran Kristus yang menyelamatkan dalam persekutuan umat beriman dan menjadi santapan rohaninya, adalah milik Gereja yang paling berharga, dalam peziarahannya sepanjang sejarah. Ini juga merupakan ungkapan ‘komitmennya yang hidup’ terhadap misteri Ekaristi, komitmen yang mendapat ungkapan paling berwibawa dalam karya Konsili dan para Paus. Tak dapat tidak kita harus kagum akan uraian ajaran ketetapan-ketetapan mengenai Ekaristi Maha Kudus dan tentang Kurban Kudus Misa seperti diterbitkan oleh Konsili Trente. Berabad-abad lamanya dekrit-dekrit ini telah memandu teologi dan katekese, dan sampai sekarang menjadi pusat referensi dogma, demi pembaharuan berlanjut dan pertumbuhan Bangsa Allah dalam iman kasih terhadap Ekaristi. Pada masa menjelang abad kita, tiga surat Ensiklik pantas disebut: Ensiklik ‘Kasih yang Mengagumkan (Mariae Caritatis) dari Sri Paus Leo XIII (28 Mei 1902) [bdk. Akta Sri Paus Leo XIII, XXIII (1903), no 115-136]. Ensiklik ‘Pengantara Allah’ (Mediator Dei) dari Sri Paus Pius XII (20 November 1947) [bdk. AAS 39 (1947), no. 521-595]; dan Ensiklik ‘Misteri Iman (Misterium Fidei) dari Sri Paus Paulus VI (3 September 1965) [bdk. AAS 57 (1965), no 753-774].
Konsili Vatikan II, kendati tidak menerbitkan dokumen khusus mengenai misteri Ekaristi, telah membahas pelbagai segi dalam dokumen-dokumennya, terutama Konstitusi Dogmatik mengenai Gereja ‘Terang Bangsa-bangsa’ dan khususnya Konstitusi Liturgi Suci Konsili Kudus.
Saya sendiri, sejak tahun pertama pelayanan apostolik Takhta Petrus, telah menulis Surat Apostolik ‘Perjamuan Tuhan’ (Dominae Cenae) (24 Februari 1980) [bdk. AAS 72 (1980), no. 115-148]. Di sana saya membahas beberapa aspek misteri Ekaristi dan manfaatnya untuk hidup para pelayannya. Kini, saya kembali menghidupkan benang merahnya, bahkan lebih membawa kesan dan syukur dalam hati, sambil mendendangkan kata-kata mazmur: “Bagaimana aku dapat bersyukur kepada Tuhan atas segala kebaikan-Nya. Saya akan mengangkat cawan keselamatan dan menyerukan nama Tuhan” (Mzm 116:12-13).
[Dikutip dari Ensiklik Paus Yohanes Paulus II, ECCLESIA DE EUCHARISTIA (Ekaristi dan Hubungannya dengan Gereja), Roma: Vatikan, 2003. Diterjemahkan oleh Mgr. Anicetus B. Sinaga OFM.Cap dan diterbitkan oleh Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2004].
No comments:
Post a Comment