(Aku tidak memerlukan hormat dari manusia: Yoh 5:41)
Malam setelah melayani penerimaan Sakramen Tobat di Paroki St. Theresia Sengata (21 Maret 2012), saya mampir ke rumah om saya (adik mamaku). Omku sekeluarga bersama beberapa tetangga sudah menantiku untuk makan malam bersama. Sebelum santap malam bersama, kami sejenak berceritera banyak hal salah satunya tentang Pelayanan Imam sebagai Pelayan.
Saat itu Omku mengatakan sekaligus sebagai pesan bijak buat saya. Pastor (demikian Om menyapa saya); jangan pernah melayani hanya untuk mencari kehormatan. Karena untuk kehormatan semua orang bisa mendapatkannnya meski demi cara picik bahkan kompromi. Tetapi hendaklah kamu melayani karena demi kebaikan banyak orang. Saat ini pelayanan tulus semakin sulit. Maka jangan pernah pandai mengajarkan kepada saya Ommu dan umat lainnya tentang Isi Kitab Suci, tetapi ajarilah kami untuk melayani dengan tulus dalam tindakan nyata sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Maka di dalam melayani; harus berani pasang badan, meski saat itu pastor mungkin tidak memiliki apa-apa. Harus berani seperti yang juga dipesankan oleh kakek dan nenekmu. Jangan pernah membuat perhitungan, tetapi biarlah orang lain melihat dan kemudian melakukannya karena teladanmu...itulah pekerjaan mulia bukan karena demi penghormatan melainkan karena pelayanan.
Kata-kata omku ini mengajarkan kepadaku, kepada para sahabat untuk menjadikan hidup kita persembahan bagi orang lain, meski kita sendiri sedang dirundung kesulitan. Menjadikan hidup kita sebagai persembahan bagi orang lain, itu berarti bukan penghormatan yang kita cari melainkan keselamatan, kebahagiaan yang kita berikan dari sebuah pelayanan tanpa pamri dan kompromi, pekerjaan tulus yang darinya orang bisa melihat sebagai pelaksanaan pekerjaan Allah sendiri yang dalam bahasa kita sebagai pelaksanaan dari ungkapan kasih yang selama ini dikumadangkan.
Menjadikan hidup kita sebagai persembahan bagi orang lain pertama-tama bukan karena dia istri, suami, anak, saudara, sahabat atau umat saya melainkan, karena kita hidup, kita ada bukan bagi diri kita sendiri melainkan bagi dan bersama orang lain. Artinya persembahan hidup bagi orang lain karena Iman di mana Tuhan Yesus menunjukan teladan bagi kita yang menyerahkan nyawaNya demi keselamatan manusia karena kita secitra dengan Allah. Maka persembahan hidup kita bagi orang lain pertama-tama karena kita ini secitra dengan Allah yang mau melaksanakan KehendakNya: apa yang dilaksanakan Allah melalui Yesus PuteraNya, dilaksanakan juga oleh kita para pengikutNya di mana bukan mencari pengormatan atau pujian melainkan demi terlaksananya Kehendak Allah sendiri di tengah keluarga, komunitas dan masyarakat yaitu Keselamatan.
Persembahan hidup kita bagi orang lain akan memiliki nilai iman ketika ada keberanian menghalau ketakutan untuk berbagi, tidak ada keluh saat lelah dan kesulitan menghampiri hidup kita sendiri, melainkan SYUKUR mengiringi setiap persembahan hidup kita karena kita masih memiliki waktu dan tenaga sebagai anugerah dari Allah untuk BERBAGI dengan sesama sebagai pelaksanaan dari pekerjaan Allah sendiri. Semoga....selamat Merenung
No comments:
Post a Comment