Malam ini ketika raga hendak terbuai dalam peraduan malam teringatlah aku akan masa kecil nan indah di kampung halaman. Dengan kaki telanjang kuberlari ke sana ke mari, menaiki gunung turun ke lembah, bahkan bermain bola pun tanpa sepatu. Semuanya terasa indah.
Agar kenangan itu benar-benar kualami lagi, kutanggalkan sandalku di kamar, di atas aspal di depan tempat kostku, kucoba berjalan. Jangan kan 50 meter, mungkin baru langkah ke-15 aku merasakan tusukan kerikil-kerikil kecil yang membuatku menjerit sambil menahan sakit. Ternyata aku tidak bisa lagi mengalami kenangan masa kecilku yang indah itu hanya karena aku sekarang terbiasa memakai sepatu dan sandal ke mana pun aku pergi.
Kawan, malam ini aku hanya mau bilang padamu sebagai sahabatku:
Banyak orang merasa kecewa hanya karena kegagalan kecil, karena sesungguhnya mereka tidak terbiasa gagal, atau bahkan tidak pernah memberi ruang bagi kegagalan. Jeritan karena tusukan kerikil kecil itu hanya sesaat tapi bagaimana mereka yang tertusuk duri dan kerikil tajam dalam kehidupan mereka setiap hari? Bagaimana mereka yang tertusuk karena kata dan perbuatan kita terhadap mereka?
Karena itu,
Belajarlah berjalan tanpa alas kaki di atas kerikil kecil kehidupanmu, agar suatu waktu Anda pun mampu menghadapi setiap tusukan duri yang lebih tajam dari alam dan terlebih dari sesamamu.
Janganlah menjadi duri atau kerikil tajam lewat kata dan perbuatanmu kepada orang lain. Mungkin engkau tidak pernah merasakan sakitnya karen engkau adalah bagaikan jarum atau kerikil, tapi mereka yang dagingnya menerima tusukanmu di hati dan batin mereka sungguh pedih dan tersayat pilu saat ini.
No comments:
Post a Comment