Thursday, April 19, 2012

Ampuni aku Mama

Share Kesaksian :

Entah sudah berapa lama hati ini beku dan membisu. Seakan banjir air mata itu tak lagi mampu mengering untuk yang terakhir kalinya.

Papa dan Mama adalah sosok orang tua yang begitu perhatian dan penuh sayang kepadaku. Semenjak kecil hingga dewasa tak pernah kudibuatnya kecewa, selalu saja mereka memanjakan aku. Sehingga aku pun menjadi seorang gadis yang begitu sempurna di hadapan teman-temanku.

Tak pernah seorangpun berani membuat aku kecewa ataupun sedih, karena jiakalau itu terjadi maka aku bisa ngambek berminggu-minggu karenanya. Papa ku juga sangat menjagaku, hingga tak ada cowok yang berani menggangguku.

Sampai aku masuk ke kelas dua SMA, ada seorang cowok yang begitu aku suka, dia tidak tampat tetapi di mata teman-teman cewek kelas dia adalah cowok yang sangat gentleman. Selalu menjadi penjaga dari teman-teman cewek kelasku. Entah kenapa dia juga sampai saat itu belum juga mempunyai seorang pacar.

Hingga suatu saat aku keceplosan ke teman bangku ku kalau aku juga sangat menyukai cowok itu.

Hari berganti, bulan berganti dan tahun berlalu. AKu tahu sampai ada ijin dari orang tuaku membolehkan pacaran tak akan ada seorangpun yang akan aku terima, jikalau mereka menyatakan cintanya, siapapun itu.

Kelulusan SMA membuatku gembira karena aku bisa melanjutkan studi ke sebuah perguruan tinggi negeri di Jogjakarta. Menjadi seorang mahasiswi begitu menyenangkan. Aku di koskan di tempat yang bagus.

Beberapa bulan setelah kuliah aku bertemu dengan teman sekelasku aku taksir itu. Kami lama lama semakin dekat, begitu banyak roman yang aku rasakan kala itu.

Sehingga aku lupa akan tugas utamaku kuliah, maaf akhirnya aku jadian sama dia, kami kadang tinggal satu kamar, sehingga hari yang menyedihkan itu datang. Aku telat , begitu banyak cara yang kami lakukan untuk menggugurkannya, aku sudah tak tau lagi dosa apa yang akan di tanggu, pada saat mulai bulan ke 2 kami berusaha kesana kemari, di tengah perjalanan kami mengalami kecelakaan. Dia meninggal di tempat sedangkan aku selamat.

Mama yang mengetahui kejadian itu langsung menemuiku di RS . Papa yang pada saat itu sedang bertugas mendengar aku kecelakaan kaget, sehingga yang terjadi adalah beliau meninggal karena serangan jantung.

Hati ini sedih berkeping-keping, hancur dengan segala derita yang akan aku alami selanjutnya.

Semenjak saat itu aku shock dan diam seribu bahasa, aku hanya ingin cepat mati. Mama yang mulai tegar kehilangan papa, berusaha merawatku sampai sebulan kemudian aku keluar dari rumah sakit, aku di bawanya pulang.

Cerita yang tak kunjung selai, mendung di langit tak juga hilang, awan yang temaram tak juga sirna.

Aku yg tak mau melihat mama sedih dengan mengetahui bahwa aku telah hamil 3 bulan , aku pamit dari rumah karena alasan harus mengurus kuliah. Dengan berat mama mengatakan "Amy mama punya alasan kenapa harus menangis, tetapi mama tak mau menangis yang kedua kalinya karena alasan yang tidak jelas, hati-hati anaku"

Air mata yang menetes di pipi ini semakin memburam, begitu banyak pengorbanan yang telah mama lakukan dan almarhum papa lakukan tetapi aku belum pernah memberikan setetes kebahagiaan untuk mereka.

Dan begitu bulan lewat, mama mengetahui aku hamil dan tanpa seorang suami, beliau dengan tangan terbukan menerimaku, meski hari-hari kami lewatkan dengan berlinang air mata. Ternyata Tuhan memberikan kekuatan hidupku yang mama berikan. Setiap pagi kami darasakan doa-doa, baik doa Novena 3 Salam Maria, Rosario dan lain -lain.

Hari - hari kami lalui bersama, sampai pada saat aku melahirkan bayi seorang anak lak-laki, yang lucu dan sehat.

Mama, ampuni putrimu yang telah begitu mengecewakanmu, hanya saja aku begitu menyesal kenapa sepanjang hidupku tak pernah sedikitpun kalian mengenalkan aku pada kekecewaan, sehingga ketingga aku menerima kekecewan demi kekecewaan itu aku tak sanggup menahannya. Namun begitu aku sunggu terimakasih karena engkau telah melahirkanku dan kini aku tahu bagaimana rasanya melahirkan seorang anak, nyawa adalah taruhannya.

Terimakasih Tuhan karena telah Engkau dampingi kami dengan sejuta doa-doa yang kami panjatkan, sehingga pada sampai hari ini kami begitu Engkau kasihi masih bisa hidup bersama keluarga yang sangat kami sayangi.

Seperti di email oleh saudari Amylia-Surabaya
www.bundasuci.net

No comments:

Post a Comment