Thursday, April 5, 2012

( Markus 15 : 34 )

“ Eloi, Eloi, LAMA SABAKHTANI ? “, yang berarti : AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku ? “ ( Markus 15 : 34 ) Dosa telah menggadaikan manusia pada dunia. Untuk mengambil milik-Nya dari gadai dunia, Bapa mengutus Putra-Nya. Kemanusiaan Yesus merintih "eloi-eloi lama sabakhtani" (Allah-Ku ya Allah-Ku mengapa Engkau meninggalkan Aku) karena merasa ditinggalkan. Dia merasa sendiri. Yesus kelelahan dan kesakitan. Dia merasa ngeri. Yesus mengalami kesepian ditinggalkan Bapa yang mencintai, mengutus, dan memberi jalan hidup sebab ternyata jalan hidup itu penuh rintangan, terjal, menakutkan, serta menyepikan. Ini ketaatan total-Nya pada kehendak Bapa. Kesunyian, tidak selamanya berarti sepi. Kesunyian kadang justru berarti sebuah gemuruh. Saat manusia memiliki keberanian untuk bertekuk lutut, berdialog dengan dirinya sendiri, saat itulah kita akan menjumpai sebuah gemuruhnya jiwa kita. Jiwa adalah sebuah sosok pribadi. Seperti halnya pribadi-pribadi yang ada di sekitar hidup kita, yang setiap saat bertemu dengan kita, yang setiap saat bercengkerama dengan kita, begitu pulalah jiwa kita. Jiwa kita setiap saat menunggu untuk kita sapa. Jiwa kita setiap saat menungggu perhatian dari kita. Jiwa kita kadang memiliki suara yang terlalu lembut untuk kita dengarkan. Dan karenanya sering kali kalah dengan suara-suara yang ada di luar. Suara di luar sana, seringkali lebih menarik, lebih mempesona, lebih nikmat. Kesombongan, keangkuhan, kedengkian, iri hati, egoisme, nafsu, adalah godaan yang membuat kita jauh dari jiwa kita. Dan betapa sedihnya kita jika suatu saat kita tersadar dan menemukan ternyata kita semakin jauh dari jiwa kita. Lalu pada saat itu kita hanya mampu berkata: “Mengapa aku jadi seperti ini?” Dan pada Jum’at Agung ini ketika Yesus menengadah ke langit, karena merasa sendiri dan ditinggalkan oleh sahabat2 Nya, dan juga merasa ditinggalkan Bapa Nya, aku menitikkan air mata, ikut merasakan kesendirian yang menyergap Nya. Aku tersadar betapa sering aku meninggalkan Dia hanya untuk kesenanganku Dari bawah kaki Salib Mu ya Tuhan, Ampunilah aku orang yang berdosa ini

No comments:

Post a Comment