Friday, April 13, 2012

IMAN YANG SEDIKIT PUN BISA MENJADI MODAL UNTUK MEWARTA

Renungan pagi hari Sabtu, 14 April 2012

Seseorang yang sudah lulus dari bangku perkuliahan umumnya dianggap telah siap bekerja seturut ilmu yang didapatkannya. Gelar-gelar yang mereka dapatkan, entah S1, S2, S3 menjadi penambah keyakinan bagi orang lain bahwa orang-orang ini sungguh ahli dalam bidangnya. Seorang frater yang telah lulus ujian skripsi dan mendapatkan gelar S.Ag. (Sarjana Agama) seharusnyalah dianggap mampu berkiprah dalam hal-hal agama atau hal-hal yang rohani, bukan saja dalam level ilmu tetapi juga tingkah laku. Mereka ini telah siap diterjunkan ke lapangan untuk mengaplikasikan ilmu yang mereka dapatkan bagi masyarakat. Namun, bukan berarti orang yang tidak mempunyai titel atau orang yang belum lulus kuliah tidak sanggup bekerja! Dalam kenyataannya, banyak orang yang tidak mempunyai pendidikan tinggi tetapi sukses dalam usahanya. Ini adalah realita. Mengapa bisa demikian? Karena mereka mau belajar. Mereka tidak berhenti mencari ilmu dan pengetahuan lewat karya yang sedang mereka jalankan.

Barangkali agak mengherankan bagi kita menyimak tingkat keberimanan para murid Yesus dalam Injil hari ini. Kita mungkin berpikir bahwa para murid Yesus itu sudah termasuk ‘ahli’ dalam hal iman. Kita mungkin menganggap bahwa mereka bagaikan orang-orang yang telah lulus Sarjana S1, S2, S3 dalam jenjang pengetahuan iman. Tetapi kenyataannya tidak! Penginjil Markus, dalam Injil Mk 16:9-15, sampai 4 kali menuliskan kata yang serupa ini ‘mereka tidak percaya’. Betapapun Yesus telah berulangkali menampakkan diri, tetapi mereka tidak percaya juga. Anehnya, walaupun mereka belum percaya penuh 100% tetapi Yesus tetap mengutus mereka untuk berkarya di tengah rakyat: mewartakan kabar gembira kebangkitan Kristus.

Apa yang mau disampaikan dengan situasi yang demikian ini? Pengutusan yang diberikan Yesus kepada para murid dan juga kepada kita pengikutNya tidak perlu harus menunggu sampai kita beriman penuh 100%. Tidak ada penundaan bagi kita untuk mewartakan Kabar Baiknya. Kita tidak punya alasan untuk mengatakan: Saya belum siap! Saya belum pintar! Saya belum lulus! Saya tidak mampu! Kapan saja dan di mana saja, kita mesti siap, dan kita pasti mampu. Dalam kekurangan kita itulah kita dikuatkan. Lihatlah bagaimana para murid yang belum percaya itu didesak Yesus supaya pergi. Mereka belajar sambil bekerja. Karena bukan kita sendiri yang berbicara, tetapi Roh Kuduslah yang akan berbicara dari mulut kita. Kita belajar sambil berjalan. Gelar dan pangkat bukan jaminan untuk sukses sebagai pewarta, tetapi kemauan kita untuk menerima perintah Yesus. Maka sebagai orang Kristen yang belum sempurna dalam iman, marilah kita ikut dengan para murid, berjalan dengan para murid mewartakan Kabar Baik sampai ke ujung dunia. Semoga kita mau. Amen. Alleluya.

No comments:

Post a Comment