Sunday, April 22, 2012

INJIL SINOPTIK DENGAN SERAGAM MENCATAT, PERJAMUAN MALAM TERAKHIR SEBAGAI PENDIRIAN EKARISTI

Paus Yohanes Paulus II berkata: 47 Tatkala membaca kisah institusi Ekaristi dalam Injil Sinoptik, kita sangat terkesan akan kesederhanaan dan “keresmian”, di mana Yesus, pada malam Perjamuan Terakhir, dasar sakramen yang agung ini. Terdapat sebuah episode yang merupakan pendahuluannya, ‘pengurapan di Betania’. Seorang wanita, yang disebut Yohanes [yakni] Maria, saudari Lasarus, mencurahkan ‘minyak yang mahal’ dari buli-buli ke kepala Yesus, yang menyebalkan hati para murid dan khususnya Yudas (lih Mt 26:8: Mk 14:4; Yoh 12:4) sehingga memberi jawaban kemarahan, seolah-olah tindakan ini dalam terang kebutuhan orang miskin merupakan “pemborosan” yang tak dapat diterima. Tetapi reaksi Yesus sendiri sangat berbeda. Sembari sedikit pun tidak lari dari kewajiban mencintai orang-orang yang berkebutuhan, dan tentang ini para murid selalu harus memperhatikannya – “orang miskin selalu ada padamu” (Mt 26:11; Mk 14:7; lih Yoh 12:8) – Yesus melihat ke arah wafat dan pemakaman-Nya di ambang pintu, serta melihat tindakan pengurapan sebagai antisipasi kemuliaan yang akan berlanjut diperoleh oleh tubuh-Nya, bahkan sesudah kematian-Nya, yang secara tak terpisahkan dari misteri pribadi-Nya. Kisah berlanjut dalam Injil Sinoptik, dengan penugasan Yesus atas para murid ‘mempersiapkan ruang perjamuan dengan teliti’, yang dibutuhkan untuk perjamuan Paskah (lih Mk 14:15; Lk 22:12), dan lanjutan kisah dasar Ekaristi. Sambil merefleksikan sekurang-kurangnya sebagian dasar ‘ritus Yahudi’ mengenai perjamuan Paskah sampai kepada madah ‘Hallel’ (lih Mt 26:30; Mk 14:26), kisah melukiskan dengan sederhana namun meriah, bahkan dengan menunjukkan variasi tradisi yang berbeda, kata-kata yang diucapkan oleh Kristus atas roti dan anggur, disampaikan-Nya dalam ungkapan konkret penyerahan tubuh dan pencurahan darah-Nya. Semua rincian ini direkam oleh para Pengarang Injil dalam terang praktek “pemecahan roti”, yang sudah tertanam dalam Gereja purba. Namun pasti juga telah menunjukkan tanda-tanda nyata mengenai “cita-rasa” liturgi seperti telah dibentuk oleh tradisi Perjanjian Lama, dan ini terbuka untuk penyempurnaan dalam perayaan Kristen, yang dalam salah satu cara senada dengan isi Paskah baru. [Dikutip dari Ensiklik Paus Yohanes Paulus II, ECCLESIA DE EUCHARISTIA (Ekaristi dan Hubungannya dengan Gereja), Vatikan: Roma, 2003. Diterjemahkan oleh Mgr. Anicetus B. Sinaga OFM.Cap dan diterbitkan oleh Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2004].

No comments:

Post a Comment